Menurut dia, dalam survei yang ia lakukan belum lama ini, elektabilitas Khofifah memang tertinggi dibandingkan pesaing terdekatnya, yakni Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dan Risma. Namun, bila PDIP bersedia berkoalisi dengan PKB, Pilgub Jatim 2024 masih kompetitif.
“Tatkala nanti Risma berkoalisi dengan PKB, ini yang bisa memberi suatu pukulan terhadap Khofifah-Emil Dardak,” kata Baihaki saat dihubungi, Ahad, 31 Maret 2024.
Baihaki menuturkan massa akar rumput PDIP dan PKB punya irisan kuat di Jawa Timur sejak lama. Sehingga, bila dua partai politik berbasis nasionalis dan religius moderat tersebut berkoalisi, mereka bakal mampu menyulitkan Khofifah-Emil Dardak.
“Saya kira (PDIP dan PKB) masih bisa realistis karena kedua partai politik ini keinginannya sama. Tinggal Cak Imin nanti bagaimana, apakah maju ke Pilgub Jatim atau tidak,” kata dia.
Nama Cak Imin dihubungkan dengan Pilgub Jatim 2024 setelah hasil survei Arci yang dilansir pada Kamis, 28 Maret 2024, menempatkan elektabilitasnya di bawah Khofifah. Meski belum kompetitif untuk menandingi Khofifah, Cak Imin mendapat sambutan positif dari responden.
Dalam survei Arci yang dilakukan pada 15-23 Maret 2024, elektabilitas Khofifah mencapai 41,5 persen; Muhaimin 17,2 persen; Risma 11,3 persen; Ketua Gerindra Jawa Timur Anwar Sadad 10,5 persen; Ketua Golkar Jawa Timur Sarmuji 8,2 persen; dan mantan Bupati Sumenep Ahmad Fauzi 8,1 persen.
Saat dilakukan simulasi tertutup untuk tiga nama teratas, elektabilitas Khofifah meningkat 47,2 persen; Cak Imin 21,5 persen; dan Risma 19,7 persen. Khofifah yang telah mendeklarasikan diri akan maju ke periode kedua bersama Emil Dardak telah mendapat dukungan Partai Golkar, Demokrat, Gerindra, dan PAN.
Namun, jika PDIP berkoalisi dengan PKB untuk menantang Khofifah-Emil, Baihaki mengatakan mereka tetap akan memecah suara warga Nahdlatul Ulama (NU).
“Pastinya pecahnya suara NU tak dapat dihindari bila PKB punya calon sendiri. Karena bakal ada warga Nahdliyin yang ke Bu Khofifah dan sebagian lagi ke calon yang diusung PKB,” ujar Baihaki.