TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto mengungkapkan sejauh ini partainya berpeluang mengusung tiga nama untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Barat 2024. Ia menyebut nama mantan Wali Kota Bogor Bima Arya, mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dan mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau Kang Emil.
Sebelumnya, Emil menyebutkan dirinya tengah mempersiapkan diri untuk meningkatkan elektabilitasnya sampai bulan Juni, sehingga ketika dipasangkan dengan siapapun maka lebih muda terjadi kesepahaman.
"Pencoblosan (Pilkada Jabar 2024) kan November, mulai kampanye bulan September, pendaftaran bulan Agustus, perjodohan di bulan Juli, PDKT di bulan Juni gitu. Dari sini sampai ke Juni tingkatkan elektabilitas supaya pas PDKT dengan siapapun nyambung," kata Emil di Bandung, Sabtu, 24 Maret 2024, dikutip dari Antaranews.
Jejak Politik Ridwan Kamil
Rekam jejak Emil di dunia politik bermula pada 2013. Saat itu, ia merupakan seorang arsitek maju menjadi bakal calon Wali Kota Bandung, Jawa Barat periode 2013-2018.
Menurut Emil, ia ingin menjadi wali kota untuk mengembalikan martabat Bandung hingga menjadi kota terhormat. "Dalam 100 hari ke depan, kami akan memenangi kompetisi ini agar warga bisa hidup nyaman di Bandung yang hijau," katanya, sebagaimana diwartakan Tempo pada 16 Maret 2013.
Pada saat itu, Emil mendapat dukungan dari dua partai, yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerindra. Selain dua partai tersebut, ia juga didukung 23 partai non-parlemen.
Awalnya, Partai Gerindra sempat akan berkoalisi dengan Partai Golkar. Namun, pada akhirnya Gerindra memilih melangkah sendiri dan mengusung Ridwan Kamil. Sedangkan Golkar mengusung kadernya sendiri, MQ Iswara dalam pemilihan Wali Kota Bandung 2013.
Emil yang dipasangkan dengan Oded Muhammad Danial, unggul telak dari tujuh pasangan lainnya dengan meraih 45,24 persen suara.
Sayangnya, kemenangan Ridwan Kamil-Oded ini sempat tidak diterima oleh enam pasangan lainnya dalam Pilkada Bandung 2013 yang kemudian membawa masalah ini ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Para pemohon tersebut menduga telah terjadi kecurangan dan kampanye gelap dari kubu Ridwan Kamil-Oded M. Danial, di antaranya ditemukan banyak surat suara yang rusak.
Namun, gugatan tersebut ditolak oleh MK. Putusan MK tersebut sekaligus menguatkan Emil sebagai Wali Kota Bandung terpilih untuk periode 2013-2018.
Sukses memimpin Kota Bandung, Emil kemudian mantap maju ke Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018. Emil yang berpasangan dengan Uu Ruzhanul Ulum diusung oleh koalisi empat partai, yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Hanura, dan Partai NasDem.
Pada awalnya, Partai Golkar juga menjadi salah satu partai pendukung Ridwan Kamil di Pilgub Jawa Barat 2018 dan memasangkannya dengan Daniel Muttaqien.
Namun akhirnya Golkar mencabut dukungannya untuk Ridwan Kamil karena ia tak kunjung menunjuk Daniel Muttaqien sebagai calon wakil Gubernur. Setelah itu, Golkar pun memutuskan untuk mendukung Dedi Mulyadi.
Pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul berhasil unggul dengan torehan 32,88 persen suara. Pasangan nomor urut 1 ini unggul dengan selisih 4,14 persen dari pesaing terdekatnya, Sudrajat-Ahamd Syaikhu yang memperoleh 28,74 persen suara.
Sedangkan pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi mendapatkan 25,77 persen, dan pasangan Tubagus Hasanuddin-Anton Charliyan mengantongi 12,62 persen suara.
Sebelum akhirnya memutuskan menjadi kader Partai Golkar, Emil sempat mengaku tidak ingin bergabung dalam partai politik. Hal ini diungkapkannya saat hendak maju dalam Pilgub Jawa Barat 2018 lalu. Kala itu, ia berharap saat diajukan sebagai bakal calon Gubernur Jawa Barat, ia tetap netral dan tidak menjadi kader manapun.
Namun, pada 2021, Emil mengaku tertarik bergabung ke partai politik saat menghadiri kegiatan Lokakarya Nasional DPP PAN di Nusa Dua, Bali. Lalu pertengahan 2022, Gubernur Jawa Barat itu mulai melakukan safari politik ke sejumlah elite dan pimpinan partai politik.
Diawali dengan kunjungannya menemui Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, kemudian dilanjutkan dengan menemui Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Selain itu, ia juga menyambangi Ketua Dewan Pertimbangan Partai Nasdem Siswono Yudo Husodo. Di antara partai-partai tersebut, Emil disebut paling intens berkomunikasi dengan Golkar.
Di sisi lain, Golkar juga mengkonfirmasi bahwa pihaknya memang secara intensif bertemu dengan Emil. Kendati demikian, pertemuan tersebut tidak dalam konteks pemilihan presiden 2024, melainkan untuk mengusung Emil menjadi Gubernur Jawa Barat untuk kedua kalinya.
MICHELLE GABRIELA | AMY HEPPY
Pilihan Editor: Maju Mundur Ridwan Kamil ke Pilgub DKI Jakarta atau Pilkada Jawa Barat, Tarik Ulur Golkar dan Gerindra