Adapun pengamat politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, Aribowo, mengatakan walaupun hasil survei menunjukkan Khofifah dominan sebagai calon gubernur, sebenarnya belum aman dari segi perolehan suara. Sehingga, kata dia, masih terbuka peluang bagi Risma didorong PDIP untuk menyaingi Ketua Umum Muslimat NU itu.“Dan Risma ini potensial, dia bisa menang,” kata Aribowo.
Namun, bila menilik pada perkembangan konstelasi politik terbaru, menurut Aribowo, sedikit banyak dapat mempengaruhi majunya Risma ke Pilgub Jawa Timur, karena saat ini hubungan PDIP dengan Jokowi telah berantakan.
“Dulu ketika PDIP dan Istana, dalam hal ini Jokowi, masih padu, basis material PDIP tak jadi soal. Tapi dalam kondisi seperti ini, mencari basis materialnya agak susah juga. Apakah PDIP mau membiayai sendiri pencalonan Risma?” kata Aribowo.
KUKUH S. WIBOWO | ANTARA
Pilihan editor: Beda Sikap PBNU dan Muhammadiyah Soal Jemaah Aolia yang Rayakan Idulfitri Duluan