Pengamat: Sentimen Orba Efektif di Pedesaan  

image-gnews
Entah karena kurang percaya diri atau ingin kembali ke masa lalu,  Wiranto, calon presiden dari Hanura, memasang gambar mantan Presiden Soeharto ketika kampanye akbar Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) di Lapangan Srengat, Blitar, Jawa Timur, Minggu (16/3). ANTARA FOTO/Rudi Mulya
Entah karena kurang percaya diri atau ingin kembali ke masa lalu, Wiranto, calon presiden dari Hanura, memasang gambar mantan Presiden Soeharto ketika kampanye akbar Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) di Lapangan Srengat, Blitar, Jawa Timur, Minggu (16/3). ANTARA FOTO/Rudi Mulya
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan membangkitkan sentimen Orde Baru bagai pisau bermata dua bagi calon presiden dari koalisi Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Kampanye model ini bisa bermanfaat untuk menggarap pemilih di pedesaan, tetapi bisa blunder bagi kalangan menengah perkotaan.

“Di desa, Soeharto dan Orde Baru memiliki nilai positif,” kata Yunarto saat dihubungi, Ahad, 8 Juni 2014. Dia mengatakan masyarakat pedesaan menganggap era Orde Baru lebih baik dari sisi perekonomian dan stabilitas keamanan. Menurut Yunarto, segmen yang paling banyak memberikan penilaian ini adalah kalangan petani dan nelayan. (Baca: Prabowo Ziarah ke Makam Soeharto)

Yunarto mengatakan segmen inilah yang ingin digarap oleh Prabowo. Menurut dia, Prabowo sedang menggali keuntungan elektoral dengan membangkitkan sentimen Orde Baru. Misalnya, mendatangi makam Soeharto, bertemu dengan Titiek Soeharto yang dianggap mewakili keluarga Cendana, hingga mewacanakan Soeharto menjadi pahlawan nasional. (Baca:Simbol Soeharto Dinilai Tak Berpengaruh Signifikan)

Menurut Yunarto, model kampanye ini bisa menjadi blunder di kelas menengah perkotaan. Yunarto mengingatkan kenaikan elektabilitas Prabowo terjadi sebagian besar di kalangan kelas menengah. Mengkampanyekan Orde Baru di kalangan kelas ini justru bisa menimbulkan antipati. “Elektabilitas Prabowo bisa stagnan di kelas ini,” kata dia. (Baca: Prabowo Dinilai Ingin Manfaatkan Simbol Orde Baru)

Yunarto mengatakan saat ini sedang terjadi persaingan ketat antara Prabowo dengan calon presiden dari koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) untuk memperebutkan pemilih di pedesaan. Dia menilai seharusnya Prabowo bisa berkampanye dengan lebih elegan sehingga tak menimbulkan antipati. Misalnya, tak perlu menyebut sosok Soeharto, tetapi cukup mengkampanyekan program-program Soeharto yang dianggap berhasil.

WAYAN AGUS PURNOMO


Iklan
image-banner
Scroll Untuk Melanjutkan

Berita lainnya:
SBY Minta Presiden Mendatang Cinta Petani-Nelayan
Nurul: Keaslian Dokumen Pemecatan Prabowo Diragukan

Kemenpan Permudah Persyaratan Seleksi CPNS




Iklan


Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kisah Devaluasi Rupiah: 45 Tahun Lalu Merosot dari Rp 415,00 menjadi Rp 625,00 per Dolar Amerika

16 November 2023

Ilustrasi mata uang dollar Amerika Serikat. TEMPO/Imam Sukamto
Kisah Devaluasi Rupiah: 45 Tahun Lalu Merosot dari Rp 415,00 menjadi Rp 625,00 per Dolar Amerika

Keputusan devaluasi itu berdampak yang luas terhadap kondisi ekonomi negara dan memberikan pelajaran berharga bagi pemerintah dan pelaku ekonomi.


Jejak Langkah Politik Partai Golkar: Pasca Reformasi Kian Menurun

5 Agustus 2023

Bendera dan Atribut Partai menghiasi lokasi berlangsungnya Musyawarah Nasional IX Partai Golkar di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, 6 Desember 2014. Munas tandingan yang dilaksanakan oleh Presidium Penyelamat Partai Golkar ini rencananya akan dihadiri oleh 240 DPD provinsi dan kabupaten/kota. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Jejak Langkah Politik Partai Golkar: Pasca Reformasi Kian Menurun

Berikut jumlah kursi yang diperoleh Partai Golkar dari Pemilu 2009, 2014, dan 2019 yang semakin menurun. Bagaimana prospek di Pemilu 2024?


TMII Diresmikan 48 Tahun Lalu, Berikut Kilas Balik Proyek Wisata Bertema Budaya Indonesia

21 April 2023

Situasi pengunjung Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur yang mengabadikan momen di alun-alun monumen Tugu Api Pancasila saat libur tahun baru 2023. Ahad, 1 Januari 2023. Foto: ANTARA/Fitra Ashari
TMII Diresmikan 48 Tahun Lalu, Berikut Kilas Balik Proyek Wisata Bertema Budaya Indonesia

Digagas sejak Maret 1970, pembangunan proyek TMII dimulai pada tahun 1972 dan diresmikan pada tanggal 20 April 1975 atau 48 tahun silam.


Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar
Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.


DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

Wakil Ketua Komisi II DPR RI Saan Mustofa
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.


Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Ketua DPR Setya Novanto melambaikan tangan sembari tertawa usai mengikuti Rapat Paripurna di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 15 Maret 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.


Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Putera sulung mantan Presiden SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (tengah) menyerahkan piala kepada Ketua Pelaksana Kejuaraan Asia Karate SBY Cup XIV Jackson AW Kumaat (keempat kiri) di Jakarta, 25 Februari 2017. ANTARA FOTO
Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini


Dampak Ahok dan Anies Dekati Trah Soeharto Dinilai Tak Signifikan  

17 Maret 2017

Anies Baswedan menyampaikan program unggulannya di depan masyarakat dalam kampanye putaran kedua di RW 06 Grogol Utara, Jakarta, 9 Maret 2017. TEMPO/Febri Husen/Magang
Dampak Ahok dan Anies Dekati Trah Soeharto Dinilai Tak Signifikan  

Pasangan Anies-Sandi dan Ahok-Djarot mendekati Keluarga Cendana--sebutan bagi keluarga almarhum Presiden RI kedua Soeharto--dianggap tak menguntungkan.


Rezim Orde Baru Bangkit, Pengamat: Produk Reformasi Harus Waspada

13 Maret 2017

Pengunjung mengamati koleksi foto mantan presiden RI Soeharto yang merupakan bagian dari peluncuran buku foto
Rezim Orde Baru Bangkit, Pengamat: Produk Reformasi Harus Waspada

Pemerintahan Soeharto, presiden yang berkuasa di era Orde Baru selama 32 tahun, dianggap lebih baik ketimbang sekarang.


Kampanye Kejayaan Soeharto, Pengamat: Sulit buat Dulang Suara  

13 Maret 2017

TEMPO/ Santirta M
Kampanye Kejayaan Soeharto, Pengamat: Sulit buat Dulang Suara  

Pengamat yang juga peneliti CSIS mengatakan nostalgia terhadap kejayaan Soeharto tak akan bisa digunakan untuk mendulang suara dalam pemilu.