TEMPO.CO, Jakarta - Sigi Kaca Pariwara, perusahaan pengolahan data yang mengelola situs Adstensity.com, menyebut dua kubu calon presiden: Prabowo Subianto dan Joko Widodo, menghabiskan sekitar Rp 186 miliar untuk membiayai iklan kampanye.
"Jumlah dana tersebut lebih kecil dibandingkan dengan iklan kampanye pemilihan legislatif lalu yang berjumlah Rp 340 miliar," kata Direktur Sigi Kaca Pariwara, Sapto Anggoro, dalam rilis yang diterima Tempo, Senin, 7 Juli 2014.
Kecilnya jumlah belanja iklan, menurut Sapto, lebih karena tidak semua partai politik maksimal mendukung jagoannya. Kedua pasang calon memanfaatkan betul iklan televisi sebagai media untuk memaparkan visi, misi, dan program kepada masyarakat. "Di samping iklan, kandidat juga memanfaatkan kampanye tatap muka, debat publik, dan media sosial," ujar Sapto. (Baca:Dua Iklan TV Ini Andalan Jokowi dan Prabowo)
Untuk menghitung belanja iklan Prabowo dan Jokowi, Sigi menghitung frekuensi setiap spot iklan yang muncul di televisi, kemudian menjumlahkannya dengan harga komersial spot iklan pada masing-masing televisi berdasarkan update ratecard yang disampaikan setiap stasiun televisi.
Ada tiga belas stasiun TV yang dimonitor dalam 24 jam selama masa kampanye pilpres, yakni, RCTI, SCTV, Trans 7, Trans TV, Indosiar, TV One, Metro TV, ANTV. Kemudian, MNC TV, Global TV, TVRI, Kompas TV, dan Net TV.
Hasilnya, terdapat 5.775 spot iklan capres yang tayang di televisi. Sebanyak 2.900 spot iklan atau 50,2 persen menayangkan iklan Prabowo-Hatta. Sedangkan sisanya 2.875 spot iklan atau sekitar 49,8 persen menayangkan iklan Jokowi-Kalla," kata Sapto.
AMOS SIMANUNGKALIT
Berita lainnya:
Banyak Silap, Hatta Merasa Sudah Tampil Maksimal
Wisnu Tjandra 'Hilang' atas Kemauan Sendiri
Lurah Susan 'Mengurung Diri' Sampai 9 Juli