TEMPO.CO, Surakarta - Komisi Pemilihan Umum Kota Surakarta menerima ratusan formulir permohonan pindah mencoblos dalam pemilu presiden pada 9 Juli mendatang. Anggota KPU Surakarta, Patta Hindra Aryanto, mengatakan ada sekitar 400 formulir model A5 yang diterima.
"Pengecekan terakhir pada Sabtu, 28 Juni, sekitar pukul 16.00, ada 400-an formulir A5 yang masuk," katanya kepada Tempo, Ahad, 29 Juni 2014. Dia mengaku belum tahu angka pastinya karena masih direkapitulasi oleh Sekretariat KPU Surakarta.
Dia menyebutkan jumlah pemohon formulir A5 tidak berbeda jauh dengan saat pemilu legislatif. Menurut dia, pemohon formulir A5 saat pemilihan legislatif sekitar 350 orang.
Dia mengatakan pemohon formulir A5 tidak hanya mahasiswa. Banyak juga masyarakat umum seperti mereka yang bekerja di Surakarta dan perantauan yang ingin mencoblos di Surakarta. "Pemohon dari mahasiswa banyak, tapi masyarakat umum juga banyak," katanya.
Patta menerangkan, setelah menerima formulir A5, pihaknya akan berkoordinasi dengan KPU asal pemohon agar mencoret namanya di daftar pemilih tetap di daerah asal. "Kemudian namanya dimasukkan ke DPT di Surakarta," ucapnya.
Saat ini DPT Surakarta untuk pilpres tercatat 409.777, naik sedikit dibanding saat pemilihan legislatif yang 409.083. Menurut dia, kenaikan jumlah pemilih dalam pilpres adalah hal biasa. Sebab, ada penambahan pemilih dari pemilih pemula yang sudah berusia 17 tahun. "Juga ada penambahan dari pensiunan tentara dan polisi. Meski ada pula pengurangan dari warga yang meninggal dunia atau pindah domisili," katanya.
Di tempat terpisah, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta Iswandi mengakui mendorong mahasiswa agar mengurus formulir A5. Tapi dia membantah hal itu dilakukan untuk mendukung calon presiden tertentu. "Kami hanya ingin mahasiswa tidak kehilangan hak pilihnya," ucapnya.
Dia meminta setiap mahasiswa mengurus sendiri formulir A5 ke KPU Surakarta. Sebab, sama seperti pemilihan legislatif lalu, pengurusan tidak bisa dilakukan secara kolektif. Dia mencatat ada 200 mahasiswa UNS yang mengurus formulir A5 agar bisa mencoblos di Surakarta.
UKKY PRIMARTANTYO