TEMPO.CO, Yogyakarta - Susilo Budiono Djarot, seniman yang juga adik politikus dan budayawan Erros Djarot, melaporkan putra sulung pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais, Ahmad Hanafi Rais, ke Panitia Pengawas Pemilu, Selasa, 25 Maret 2014.
Budi Djarot, panggilan akrab adik Erros Djarot itu, mengaku kesal pada cara berpolitik Hanafi yang juga rekannya sendiri sebagai kader PAN dan sama-sama tengah berjuang menjadi calon anggota DPR. "Dia (Hanafi) memiliki etika politik yang salah yang ditunjukkan lewat cara berkampanye dengan menyingkirkan rekan dalam partai sendiri," kata Budi kepada Tempo, Selasa petang, 25 Maret 2014.
Cara berkampanye Hanafi yang disesalkan Budi merujuk pada desain alat peraga kampanye berupa stiker dan rontek seukuran poster yang disebarkan Hanafi ke berbagai daerah pemilihan di DIY untuk pemenangannya.
Alat peraga milik Hanafi itu hanya memuat nomor urut calon legislator dari PAN hingga angka tujuh. Padahal, kata Budi, total calon legislator dari PAN di daerah pemilihan DIY yang berupaya menjadi anggota DPR berjumlah delapan.
"Saya sebagai caleg nomor urut delapan merasa dikiwakke (disingkirkan), tak dianggap ada lewat alat peraga itu," katanya. Budi menilai penghilangan nomor urut yang dimilikinya itu menimbulkan kebingungan di antara para kader dari berbagai daerah yang melapor kepadanya.
Menanggapi tudingan dan desakan Budi, Hanafi sendiri memilih bersikap santai. Ia tak mau terlalu menanggapi Budi. Ia juga enggan mencabut alat peraga yang terpasang.
"Saya kira tak ada masalah dengan alat peraga itu, toh, tiap caleg punya cara sendiri," katanya. Ia pun menyatakan untuk persoalan rontek itu, selama tidak ada teguran dari Panwaslu, maka tidak ada persoalan penting yang mesti diributkan. "Patokannya pada Panwaslu saja," katanya.
PRIBADI WICAKSONO
Terpopuler:
MH370 Jatuh, Seluruh Awak dan Penumpang Tewas
Pengumuman MH370, Isak Tangis Pecah di Beijing
Atut Suap Akil Agar Namanya Bagus di Depan Ical
