Penyerahan bantuan secara simbolis oleh Urip kemudian dilakukan pada akhir Oktober 2013 dalam suatu acara khusus di Kantor Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Gianyar. “Jadwalnya menyesuaikan dengan jadwal Pak Urip, kami hanya memfasilitasi,” kata Ngakan Putu Riadi, Kepala Bidang di Dinas PPK Gianyar. Foto-foto dan berita mengenai acara itu belakangan disebarluaskan sebagai advertorial di media cetak dan TV. Adapun dana bagi setiap kelompok sudah ditransfer dua bulan sebelumnya.
Tak hanya untuk nelayan. Pada saat bersamaan, Made Urip juga meresmikan bantuan hibah berupa Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang total nilainya mencapai 1,14 milyar. Dana itu dibagikan kepada 20 kelompok. Rinciannya, tiga kelompok mendapat hibah untuk program Kebun Bibit Rakyat (KBR) masing-masing senilai Rp 50 juta, delapan kelompok untuk program Pengembangan Perhutanan Masyarakat Berbasis Konservasi senilai Rp 50 juta/kelompok, tujuh kelompok mendapat pompa air, tujuh kelompok untuk budi daya pertanian dan dua kelompok untuk pengolahan produk perikanan. Selain di Gianyar, dalam periode Oktober-Desember 2013, Urip juga menebar bantuan sejenis ke Kabupaten Klungkung dan Tabanan dengan nilai bantuan masing-masing sekitar Rp 1,5 miliar.
Hasilnya cespleng. Wayan Mulastra, Ketua Kelompok Tani Eka Wahana Lestari, Desa Siangan, Gianyar, memastikan anggota kelompoknya akan memilih Made Urip dalam pileg April 2014 nanti. “Karena beliau sudah membuktikan perjuangannya,” ujarnya. Menurut dia, Urip sendiri tidak pernah secara langsung atau melalui orang-orangnya meminta dukungan. “Tapi kita tahulah maksudnya. Ini kan politik,” kata Mulastra.
Kata Mulastra, dukungan kelompoknya untuk Urip sah-sah saja. Caleg-caleg dari partai yang lain, kata dia, juga menyebarkan dana semacam itu. Kebetulan, kata Mulastra, Desa Siangan memang desa yang mayoritas penduduknya mendukung PDI Perjuangan.
Mulastra masih ingat betul bagaimana dia mendekati orang kepercayaan Made Urip yang ditugasi bosnya untuk menyerap dan menseleksi kelompok penerima bantuan di Gianyar. Agar kecipratan dana, kata Mulastra, kelompoknya harus mempersiapkan kelengkapan persyaratan seperti struktur organisasi dan AD ART. Seluruh penggunaan dana juga harus dapat dipertanggungjawabkan. Pengawasan juga dilakukan oleh dinas terkait.
***