TEMPO.CO, Solo - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Puan Maharani menanggapi soal viralnya video dua kepala daerah dari partainya yang mengajak masyarakat untuk memilih bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo. Ajakan tersebut bisa dianggap sebagai pelanggaran pemilu karena saat ini belum masuk ke dalam masa kampanye.
Video ajakan itu sempat ditayangkan di kanal media sosial YouTube PDIP. Setelah viral, video itu pun dihapus. Dua kepala daerah kader PDIP yang ditayangkan dalam video itu di antaranya adalah Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Wali Kota Medan Bobby Nasution.
Puan menyatakan pihaknya akan melihat ulang aturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) soal kampanye.
"Terkait video itu ya kita akan kaji dulu. Kita akan lihat dulu aturan-aturan di KPU, apa yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan," ucap Puan ketika ditemui awak media di Benteng Vastenburg Solo seusai menutup gelaran Solo International Performing Arts (SIPA) 2023, Sabtu malam, 2 September 2023.
PDIP akan taat aturan
Puan menyatakan akan mengecek terlebih dulu apakah ajakan untuk memilih bacapres oleh kepala daerah yang berasal dari internal partai tidak diperbolehkan oleh KPU. Namun Ia memastikan partainya tetap akan menaati semua aturan yang berlaku.
"Saya akan tanyakan dulu, apakah ajakan internal (oleh kepala daerah dari internal partai politik) kemudian tidak diperbolehkan? Karena ajakan untuk memilih capres PDIP selama ini yang saya tahu dari PDIP kan untuk kepala daerah PDIP. Misalnya caleg. Tokoh dari PDIP, apakah dari internal pun tidak diperbolehkan. Nanti saya akan menanyakan aturannya seperti apa Tapi intinya PDIP akan menaati aturan tersebut jika memang itu merupakan satu aturan yang memang harus ditaati partai politik," kata dia.
Soal penghapusan video itu, Puan mengatakan pihaknya akan mengeceknya juga. Ia pun akan menanyakan kepada KPU terkait aturan tentang dukungan dari sesama partai terhadap capres tersebut.
"Ini juga akan saya cek dulu saya akan menanyakan aturan seperti apa," ujar Puan.
Selanjutnya, tanggapan Gibran