Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira pun sependapat dengan Ridha. Dia menilai kebijakan pemerintahan Presiden Jokowi saat ini sangat jauh untuk menjawab tantangan atau pun mengoptimalkan bonus demografi di Indonesia.
Bhima mengungkapkan bahwa tingkat pengangguran muda Indonesia saat ini adalah yang tertinggi di bandingkan negara-negara tetangga.
"Tingkat pengangguran muda di Indonesia 14,3 persen, tertinggi dibandingkan negara-negara ASEAN," kata Bhima.
Peluang generasi muda Indonesia untuk tingkatkan derajat sosial dinilai rendah
Dia juga menyatakan bahwa generasi muda yang lulus dari perguruan tinggi saat ini jika pun mendapatkan pekerjaan tidak menjamin bisa meningkatkan derajat sosialnya. Menurut Bhima, kesempatan generasi muda Indonesia untuk meningkatkan derajat sosialnya juga tertinggal dibandingkan di negara-negara lain.
Mengutip Skor Global Social Mobility Index 2020 yang dikeluarkan oleh World Economic Forum, Bhima menilai kalangan anak-anak muda yang berpendidikan tinggi kemudian mendapatkan pekerjaan memiliki peluang yang kecil untuk meningkatkan derajat sosialnya.
"Skor Global Social Mobility Index Indonesia itu hanya 49,3. Vietnam 57,8, Malaysia 62 dan Cina 61,5," kata dia.
Berdasarkan penilaian World Economic Forum, Indonesia hanya berada di posisi ke-67 dari 82 negara yang dinilai pada 2020. Indonesia juga tertinggal dari dua negara tetangga lainnya, Thailand dan Filipina yang memiliki skor masing-masing 55,4 dan 51,7.
"Banyak anak muda sekarang yang kemudian merasa semacam hopeless (tidak memiliki harapan), yang larinya ke healing. Karena ada kebingungan bagaimana sistem yang ada sekarang ini, dari sistem pendidikannya, sistem ketenagakerjaannya tidak memberikan harapan," kata dia.
Selanjutnya, kondisi Generasi Sandwich di Indonesia lebih parah