TEMPO.CO, Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Nusa Tenggara Timur mengimbau para elite politik tidak membuat pernyataan-pernyataan yang dapat memecah belah bangsa dan mengadu domba sesama warga.
Baca juga: Polda NTT Kirim 600 Personil Amankan Pengumuman KPU di Jakarta
"Pesta (Pemilu) sudah selesai. Mari bergandengan tangan mendukung pemimpin pilihan rakyat untuk bersama membangun bangsa ini ke arah yang lebih baik dan dihormati oleh bangsa lain," kata Ketua MUI Provinsi NTT Abdul Kadir Makarim di Kupang, Sabtu, 18/5.
Dia juga mengajak seluruh elemen masyarakat menghormati hasil pemilu yang akan ditetapkan pada 22 Mei 2019. Menurut MUI NTT, pelaksanaan Pemilu 2019 berlangsung transparan, jujur, adil, dan demokratis. MUI NTT mengapresiasi pencapaian tersebut.
MUI juga mengimbau seluruh rakyat Indonesia agar perbedaan pilihan politik dalam Pemilu 2019 tidak boleh merusak kerukunan dan kedamaian di negara ini.
"Kemarin kita mungkin berbeda pilihan politik, tetapi semua adalah satu warga bangsa. Mari bersama menjaga kerukunan dan kedamaian di negara ini dari usaha-usaha untuk memecah belah," kata Abdul kadir.
MUI tidak ingin pesta demokrasi lima tahunan ini menjadi ajang untuk saling menyerang antara sesama anak bangsa. “Apalagi mengganggu kerukunan dan kedamaian.”
ANTARA