TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Pemilihan Umum Arif Budiman mengatakan bahwa website milik resmi lembaga itu setiap waktu mengalami upaya peretasan. Serangan hacker untuk membobol situs KPU itu datang dari berbagai wilayah (di Indonesia) maupun negara asing. "Sampai sekarang bisa ditangani semua," kata dia di Hotel Sultan, Rabu, 13/3.
"Kalai dilihat IP adress-nya itu datang dari dalam dan luar negeri," ujar Arif Budiman. Menurut dia, asal negara peretas dengan Internet Protocol (IP) Address terbanyak tidak perlu dipublikasikan sementara ini. “Kalau berhaisl ditangkap baru diumumkan,” kata dia.
Meski demikian Arif Budiman mahfum walau menggunakan IP address dari negara tertentu, bisa saja lokasi peretas ada di dalam negeri dan sebaliknya. "Yang pake IP addrees dalam negeri orangnya bisa juga dari luar, yang pakai IP address dari luar bisa saja sebetulnya orangnya dari dalam," ungkap dia.
Motif peretasan, tutur Arif, belum bisa diidentifikasi KPU. Kata dia, pelakunya harus ditangkap dulu, baru bisa diketahui motif. KPU sudah menggandeng polisi untuk mengungkap pelaku peretasan itu.
Dia mengatakan upaya pembobolan situs milik KPU sudah terjadi sejak 2014. Namun KPU, berusaha terus menjaga sistemnya agar tetap aman.
Arif meyakinkan bahwa meski ada serangan peretas proses pemungutan suara akan berjalan lancar. Apalagi penghitungan suara dilakukan secara berjenjang dan manual melalui berita acara. Jadi,kata dia, andaikan sistem diserang, perhitungan berjenjang manual itu tetap bisa digunakan.