TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden Prabowo Subianto mengatakan anak muda masa kini atau milenial tak mengerti upaya para tokoh reformasi memperjuangkan terciptanya demokrasi 20 tahun lalu, pada 1998. “Anak muda sekarang mungkin tidak mengerti risiko tokoh-tokoh memperjuangkan demokrasi," kata Prabowo dalam pembekalan calon legislatif atau caleg Partai Amanat Nasional (PAN) di Hotel Grand Paragon, Jakarta Barat, Ahad, 16 September 2018.
Prabowo menyampaikannya menyambut pemilihan umum (pemilu) yang yang menurut dia adalah produk demokrasi yang menjadi sejarah penting.
Baca:
Prabowo-Sandiaga akan Diminta Teken ...
Diisukan Dukung Khilafah, Prabowo: Itu ...
Bekas Komandan Jenderal Kopassus itu mengatakan bahwa masyarakat yang hidup di masa Orde Baru akan mengenal tokoh-tokoh pelopor demokrasi. Ia menyebut nama Amien Rais, dewan kehormatan sekaligus pendiri PAN. Prabowo memuji PAN dengan tokohnya Amien Rais sebagai sosok yang merintis terciptanya demokrasi di Indonesia.
Prabowo mengisahkan masa lalunya sebagai saksi lahirnya demokrasi. Saat aktif di TNI, kata dia, rezim Orde Baru merupakan rezim yang didominasi oleh TNI. Elite TNI pun, ujar dia, terlibat dalam percaturan politik. Ia yang masih terhitung junior merasakan dilematika di tubuh TNI. "Kami sadar waktu itu kami bekerja, meyakinkan senior bahwa tentara harus keluar dari politik," ujarnya.
Baca: Tiba di Rumah Gus Dur, Prabowo Disambut ...
Saat itu, pejuang demokrasi, kata dia, ingin masyarakat menjalankan proses politiknya tanpa campur tangan aparatur negara, seperti TNI dan Polri. Menurut dia, proses hengkangnya TNI dari politik terhitung cepat dan damai.
Saat ini pun, Prabowo meminta komitmen itu masih dipegang teguh. Ia meminta aparatur negara tak terlibat dalam kontestasi politik dan bersikap netral. "Begitu juga dengan pemilihan. Harus bersih dan tidak akal-akalan."