TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Mahkamah Konstitusi Hamdan Zoelva menerima Tempo untuk wawancara khusus dalam perjalanan udara dari Jakarta-Bali. Dia bercerita banyak hal, termasuk teror yang dialamatkan kepada keluarganya. “Teror bermula dari pesan pendek yang diterima istri saya,” ujarnya, Kamis, 21 Agustus 2014.
Mendapat pesan seperti itu, ujar Hamdan, istrinya menelepon orang tuanya untuk meminta doa. Hamdan pun menyarankan agar istrinya mematikan telepon jika ada panggilan yang mencurigakan. “Jika ada SMS aneh juga saya suruh langsung hapus saja,” katanya. (Baca: Dibilang Tampan di Media Sosial, Ini Kata Ketua MK)
Mantan politikus Partai Bulan Bintang itu juga mengaku menerima pesan pendek yang berisi ancaman. Selain pesan pendek dan teror melalui telepon, Hamdan juga menerima teror melalui faksimili di kantor. “Saya anggap itu risiko jabatan. Saya tetap percaya Tuhan melindungi,” ujarnya. (Baca: Putusan MK Bikin Pengusaha Percaya Diri)
Menanggapi teror tersebut, Hamdan mengaku tak panik. Sebab, dia menganggap tak pernah berbuat jahat kepada orang lain. Ancaman-ancaman tersebut juga tak berpengaruh padanya. “Salat tahajud membuat saya merasa tenang,” kata Hamdan. (Baca: Hamdan Zoelva Tak Takut Pengerahan Massa Prabowo-Hatta)
Saat memimpin persidangan sengketa hasil pemilihan umum presiden yang diajukan pasangan Prabowo-Hatta, banyak kalangan yang meragukan keberanian Hamdan. Musababnya, dia selalu dikaitkan dengan Yusril Ihza Mahendra—salah satu orang yang dekat dengan Prabowo. Toh, keraguan itu akhirnya terjawab. Hamdan dan hakim yang yang lain sepakat menolak gugatan yang diajukan Prabowo-Hatta. (Baca juga: MK-Tolak-Seluruh-Gugatan-Prabowo)
AMRI MAHBUB | ELIK SUSANTO
TERPOPULER
Jokowi Kalah Rapi Ketimbang Paspampres
Unimog Milik Massa Prabowo Harganya Rp 1-2 Miliar
Begini Spesifikasi Calon Tunggangan Jokowi
Partai Pro-Prabowo Mulai 'Bergerilya' Pekan Depan