TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat telekomunikasi, Heru Sutadi, menyatakan lebih baik pemerintah menunggu kinerja PT Indosat Tbk sebelum memutuskan untuk membeli kembali saham perusahaan tersebut. Pasalnya, kinerja Indosat beberapa tahun belakangan tidak menunjukkan prestasi yang luar biasa.
Heru menjelaskan, hingga Desember tahun lalu, Indosat mencatatkan kerugian Rp 2,7 triliun. Bila dibandingkan dengan sejumlah pesaing pada industri telekomunikasi, Indosat juga dinilai tertinggal. “Saat ini yang cenderung menguasai pasar adalah Telkomsel dan XL,” ujarnya ketika dihubungi, Senin, 23 Juni 2014.
Pernyataan Heru merespons pernyataan calon presiden Joko Widodo yang memungkinkan pembelian saham Indosat pada masa yang akan datang. Hal ini mengemuka dalam sesi tanya-jawab debat calon presiden ketiga yang digelar Ahad malam kemarin. (Baca: Jokowi Akan Buyback Saham Indosat)
Saat itu calon presiden nomor urut 1, Prabowo Subianto, bertanya kepada Joko Widodo apakah akan membeli kembali Indosat yang sempat dijual pada masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri beberapa waktu lalu.
Jokowi kemudian menjawab bahwa pembelian Indosat adalah hal yang mungkin. "Karena ada klausul pembelian kembali. Dalam jual-beli saham, pembelian kembali itu hal yang biasa," kata Jokowi, Ahad malam, 22 Juni 2014. (Baca: Buyback Indosat, Pengamat: Lihat Kondisi Anggaran)
Meski begitu, Jokowi menyampaikan ada syarat yang harus dipenuhi sebelum membeli saham Indosat tersebut. "Dengan catatan ekonomi kita tumbuh sampai 7 persen," katanya. Selain itu, harga pembelian kembali Indosat harus wajar dan tidak membebani anggaran pemerintah.
Lebih jauh, Heru mengusulkan, bila memang pemerintah berniat untuk melakukan buyback, sebaiknya kinerja Indosat dikembalikan seperti dahulu untuk pengembangan satelit telekomunikasi Indonesia. “Akan lebih bagus lagi kalau digabungkan dengan Telkomsel. Bisa jadi provider seluler terbesar di dunia, melayani 200 juta lebih pelanggan,” tuturnya. (Baca: Tower Bersama Akan Buyback Sahamnya dari Indosat)
Selain itu, menurut dia, karena industri telekomunikasi cenderung stagnan dan menurun, seharusnya perusahaan bertransformasi agar lebih siap menghadapi perubahan tren di masyarakat. “Kini pelanggan beralih dari SMS dan telepon ke layanan data Internet. Provider harus siap.”
INDRI MAULIDAR
Berita terpopuler:
Ahok Sebut Ultah Jakarta Kali Ini Terasa Pahit
Dirampok, Caddy Golf Melawan dengan Tendangan Maut
Rapor Merah DKI, Jokowi Diminta Mundur