TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, mengatakan partai politik yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih berpotensi besar untuk membelot atau merapat ke kubu Joko Widodo dan Jusuf Kalla. (Baca: Ada Apa antara Hatta Rajasa dan Prabowo?)
"Politik itu bertujuan untuk mencari kekuasaan. Partai politik tentu akan merapat ke kelompok yang akan berkuasa," kata Hendri kepada Tempo, Rabu, 23 Juli 2014. (Baca: Tim Baru Koalisi Merah Putih Tuntut Keadilan KPU)
Menurut dia, pembelotan ini terutama dilakukan oleh partai yang menggunakan "strategi dua kaki". Memang, ada partai yang sebagian anggotanya mendukung Jokowi-JK dan sebagian lain mendukung Prabowo-Hatta. "Partai politik tersebut yaitu Golongan Karya, Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Demokrat," ujarnya. Sedangkan Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Gerakan Indonesia Raya sepertinya tetap berada dalam Koalisi Merah Putih.
Menurut Hendri, Prabowo-Hatta seharusnya memikirkan langkah ke depan. "Posisi apa yang akan mereka pilih pada pemerintahan. Sebagai tim oposisi dari Jokowi-Jusuf Kalla atau akan kembali berjuang pada Pemilihan Umum 2019, lima tahun mendatang," tuturnya. (Baca: Paloh: Koalisi Merah Putih Disilakan Merapat)
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Ikrar Nusa Bhakti, juga menilai potensi pembelotan anggota Koalisi Merah Putih cukup besar. "Politik itu untuk mencari kepentingan. Pasti ada partai politik yang membelot atau mundur. PAN, Golkar, PPP, Demokrat, bahkan Gerindra kemungkinan besar membelot ke PDIP. Sedangkan PKS kemungkinan besar tidak, karena PDIP dan PKS memiliki perbedaan ideologi," katanya.
MONIKA PUSPASARI
Terpopuler:
Kekejaman Politikus Cantik Israel pada Rakyat Gaza
Ahok Kaget Prabowo Tolak Pelaksanaan Pilpres
Jenderal Budiman Kerap Tak Seirama dengan Panglima
Marshanda Siap Terima Risiko Lepas Jilbab
Marshanda Tanggalkan Jilbab