TEMPO.CO, Malang - Tim sukses Prabowo Subianto-Hatta Rajasa tidak hanya mendekati keluarga korban penculikan 1998. Mereka juga mulai mendekati istri mendiang pejuang hak asasi manusia, Munir Said Thalib, Suciwati. Pendekatan itu dilakukan melalui seorang teman Suciwati yang juga istri anggota Partai Gerindra. "Kami bertemu 15 Mei lalu selama dua jam," kata Suciwati kepada Tempo, Ahad, 25 Mei 2014.
Berselang sejam setelah pertemuan itu, kata Suciwati, ia menerima pesan pendek. Isinya, Prabowo menyatakan ingin bertemu. Isi pesan pendek tersebut juga ditulis di laman Twitter @SuciwatiMunir. Suciwati mengaku telah membalasnya lewat cuitan: "akan sangt (sangat) menghargai kl (kalau) Prabowo dtg (datang) ke Komnas Ham drpd (daripada) bertemu dg (dengan) saya."
Selama ini, Prabowo selalu mangkir saat akan dimintai penjelasan Komnas HAM atas peristiwa penculikan mahasiswa pada Mei 1998. Mendiang Munir, kata dia, pernah mengumpulkan barang bukti kasus penculikan itu dan telah diserahkan ke Komnas HAM. Saat itu, Munir bersama sejumlah aktivis lainnya mendirikan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras).
"Kalau dia merasa bersih maka buktikanlah. Jika merasa keputusan Dewan Kehormatan Perwira salah, maka gugatlah. Seperti saya menggugat Garuda Indonesia," kata dia. Sampai sekarang, Suciwati tidak mendukung salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden. Namun, untuk memilih calon presiden, ia mengajak masyarakat untuk mengamati rekam jejaknya. (Baca: Waspadai Capres Psikopat, KPU Diminta Terbuka)
Rekam jejak Prabowo jelas, sebagai pelaku pelanggaran HAM berat yang dikritik dunia internasional. Adapun Jokowi dianggap bersih dan tak pernah terlibat perkara pidana dan pelanggaran HAM. Namun, sejumlah jenderal bermasalah saat era Orde Baru kini berada satu barisan dengan Jokowi-JK. Misalnya, A.M. Hendropriyono yang terlibat dalam tragedi di Talangsari, Lampung 1989. Saat itu, sebanyak 27 orang tewas dan 173 orang ditangkap.
"Kami juga konsisten memprotes saat Megawati menunjuk Hendropriyono sebagai kepala Badan Intelijen Negara dan saat dia berpasangan dengan Prabowo pada Pemilu 2009," kata dia.
Pola pendekatan yang sama juga dilakukan terhadap Sumarsih, ibu dari mendiang Benardinus Realino Norma Irawan, mahasiswa Universitas Atma Jaya yang tewas saat peristiwa Semanggi I, November 1998. "Teman satu gereja yang mendekatinya," kata Suciwati. (Baca: Prabowo Klaim Tetap Pertahankan Jiwa Militer)
Suciwati mengaku tidak goyah meski sejumlah korban penculikan dan pembunuhan "loncat pagar" mendukung Prabowo-Hatta. Ini termasuk alumnus Universitas Trisakti yang juga mendukung Prabowo-Hatta. Tujuannya, menjadi alasan pembenar bahwa Prabowo tak bersalah dalam kasus penculikan 1998.
Dihubungi terpisah, Sekretaris Partai Gerindra Kota Malang, Taufik Bambang, mengatakan partainya akan merangkul semua pihak, termasuk tokoh dan simpatisan di Malang. Ajakan itu, kata dia, bukan paksaan sehingga siapa pun bisa bergabung atau menolak. "Tujuannya mencari simpati. Prabowo bukan pelanggar HAM," kata diaa. (Baca: Koalisi Siapkan Tim Penangkal Isu HAM Prabowo)
EKO WIDIANTO
Berita Terpopuler:
Tim Sukses Prabowo Dekati Suciwati
Jadi Bintang Porno, Remaja 19 Tahun Bunuh Diri
Soal Kewargangeraan Prabowo, Gerindra Tantang Debat
Jokowi Minta Penyebar Kampanye Hitam Ditangkap
Nikah Gratis Mulai Juni 2014