TEMPO.CO, Jakarta - Mugiyanto, korban penculikan Tim Mawar Kopassus pada 1998, menilai pernyataan politikus Partai Gerindra Bondan Winarno yang disampaikan lewat akun Twitter @PakBondan perihal penculikan dan pembunuhan aktivis prodemokrasi menyesatkan.
Menurut Mugi, Bondan menyampaikan sejumlah hal yang tidak sesuai dengan yang dialaminya sebagai aktivis saat diculik waktu itu.(Baca: Cuit Bondan 'Maknyus' Bela Prabowo Soal Penculikan)
"Bondan itu seperti berhalusinasi. Mungkin dia di-brainwash (cuci otak) oleh orang Gerindra," kata Mugi, sapaan Mugiyanto, aktivis yang kini menjadi Ketua Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI), saat dihubungi Tempo, Sabtu malam, 29 Maret 2014.
Sebelumnya, pada Jumat, 28 Maret 2014, Bondan "Maknyus" lewat akun Twitter-nya, @PakBondan, membela Prabowo. Calon legislator dari Gerindra yang maju dari daerah pemilihan DKI Jakarta ini sampai membuat 62 cuitan, termasuk tentang kasus penculikan 1998. "Sebenarnya Tim Mawar bergerak cegah terorisme," cuit Bondan.
Pernyataan ini, menurut Mugiyono, merupakan argumen untuk membela rezim otoriter Orde Baru.
Mugiyanto juga membantah cuitan calon legislator sekaligus pakar kuliner itu yang menyebutkan aktivis diamankan dan dilepaskan. Mugiyanto mengatakan, saat dia disekap, matanya ditutup. Saat itulah dia mendengar seseorang mengatakan reformasi tidak mungkin bisa ditumbuhkan. "Artinya, pemerintah saat itu ingin pertahankan Orde Baru,"katanya. (Baca: Ini Alasan Bondan 'Mak Nyus' Bela Prabowo)
Mugiyanto adalah salah satu aktivis prodemokrasi yang diculik pada 13 Maret 1998. Dia diculik oleh beberapa orang di sebuah rumah kontrakan di Jakarta Timur. Belakangan diketahui bahwa orang-orang menculiknya adalah anggota Kopassus yang tergabung dalam Tim Mawar. Selama diculik, aktivis Partai Rakyat Demokratik ini diinterogasi dan disiksa.
APRILIANI GITA FITRIA
Berita Terpopuler
Akhirnya Polisi Temukan Bayi dan Penculiknya
Penculik Bayi Bandung Sempat Mau Bunuh Diri
Ke Suami, Penculik Mengaku Baru Lahirkan Bayi