Kegaduhan Politik Pasca Pilpres Kerap Dikompori Para Elit Politik

image-gnews
kiri ke kanan) Rais Syuriah PB Nahdlatul Ulama Masdar F. Mas'udi, Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo, Pengamat Etika dan Komunikasi Politik Benny Susetyo, dan Dosen Komunikasi FISIP UI Ade Armando dalam diskusi ihwal isu SARA dan politik DKI Jakarta di Jakarta, 14 Oktober 2016. TEMPO/Lani Diana.
kiri ke kanan) Rais Syuriah PB Nahdlatul Ulama Masdar F. Mas'udi, Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo, Pengamat Etika dan Komunikasi Politik Benny Susetyo, dan Dosen Komunikasi FISIP UI Ade Armando dalam diskusi ihwal isu SARA dan politik DKI Jakarta di Jakarta, 14 Oktober 2016. TEMPO/Lani Diana.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif lembaga kajian kebijakan PARA Syndicate, Ari Nurcahyo, mengkritik para elit politisi yang terlibat dalam pemilihan presiden (pilpres) 2019. Menurut dia, kelakuan para elite inilah yang justru menjadi kompor kegaduhan, dan membuat pendukung masing-masing kubu 'panas'.

 Video: Hormat Siap Presiden, Adian Napitupulu: Nggak Nyindir

"Di ruang publik kita, terutama di media sosial, kegaduhan-kegaduhan politik banyak dipancing, diprovokasi, dikompori oleh para elite politik," kata Ari dalam diskusi publik bertajuk Demokrasi Siap Menang Siap Kalah Dalam Pilpres 2019, di Hotel Sentral, Jakarta Pusat, Selasa, 30 April 2019.

Ari mencontohkan pada video viral yang beredar di media sosial dua hari belakangan ini. Dalam video itu, nampak beberapa pejabat Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin sedang menghormat pada Jokowi dengan mengucapkan 'Siap Presiden'.

Video itu seolah-olah menyindir calon presiden Prabowo Subianto yang sebelumnya juga mendapat hormat sekaligus ucapan serupa dari kelompok Persatuan Purnawirawan Indonesia Raya (PPIR). "Ketika saya menerima video itu, saya bilang: Kalau begini caranya kita tidak akan pernah dewasa dalam berpolitik. Karena elite politik kita sendiri saling nyinyir satu sama lain," ujar Ari.

Iklan
image-banner
Scroll Untuk Melanjutkan

Politik, kata Ari, adalah persoalan persepsi. Ia berujar kenyinyiran antar politisi yang berbeda kubu dapat dibaca publik sebagai sebuah peristiwa besar. Padahal, pertemanan antar politisi bisa baik-baik saja meskipun berbeda kubu.

Ia lalu mengambil contoh interaksi antar politisi beda kubu yang menjadi pembicara dalam diskusi tersebut, yakni Lukman Edi (kubu Jokowi) dan Ahmad Riza Patria (kubu Prabowo). "Nanti kita lihat, ada bang Riza sama mas Lukman, itu disini mereka saling kritik dan nyinyir, selesai ini mereka biasa saja."

Kata Ari, keduanya bisa keluar bareng dan ngiopi bareng setelah saling kritik di forum. “Tetapi persepsi publik sangat besar, seakan-akan dua orang dari dua kubu ini bermusuhan," kata dia.

Ari menambahkan ada realitas yang tidak terdeteksi publik dalam panggung perpolitikan. Oleh karena itu, ia meminta para politisi di level elite bisa menjadi teladan serta membawa diskursus-diskursus berkualitas yang membawa manfaat bagi masyarakat.

Iklan


Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Perbedaan Kampanye Negatif dan Kampanye Hitam saat Pilkada

1 hari lalu

Simpatisan Gerakan Pemuda Islam Indonesia menggelar aksi deklarasi Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 Damai di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, 25 Maret 2018. Aksi yang diisi dengan penggalanan tanda tangan dari masyarakat tersebut bertujuan untuk mendukung Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 yang damai dengan menolak segala kampanye hitam, ujaran kebencian, informasi
Mengenal Perbedaan Kampanye Negatif dan Kampanye Hitam saat Pilkada

Jelang pilkada, potensi munculnya kampanye negatif bahkan kampanye hitam menguat.


Artis dan Influencer Ramai-ramai Mencalonkan Diri di Pilkada, Anies: Harusnya Ada Rekam Jejak

1 hari lalu

Anies Baswedan menghadiri forum bersama mahasiswa dalam tajuk Anies Baswedan Kembali ke Jogja yang digelar di Pendopo Wisma Kagama, kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada Senin 9 September 2024.  Foto: TEMPO| Pribadi Wicaksono.
Artis dan Influencer Ramai-ramai Mencalonkan Diri di Pilkada, Anies: Harusnya Ada Rekam Jejak

Anies turut menanggapi fenomena artis atau influencer yang ramai bergabung dalam partai politik dan mencalonkan diri di Pilkada 2024.


Waswas Berdampak ke Pilpres, Hakim Tunda Pembacaan Putusan Kasus Hukum Donald Trump

3 hari lalu

Waswas Berdampak ke Pilpres, Hakim Tunda Pembacaan Putusan Kasus Hukum Donald Trump

Putusan yang seharusnya dibacakan pada 18 September 2024, ditunda sampai pemilu 5 November 2024 terlaksana agar tak berdampak pada Donald Trump


Survei: Masyarakat Antusias Pilkada 2024 tapi Aktivisme Politik Rendah

5 hari lalu

Ilustrasi TPS Pilkada. Dok TEMPO
Survei: Masyarakat Antusias Pilkada 2024 tapi Aktivisme Politik Rendah

Sigi nasional yang dilkukan pada kuartal II tahun ini menemukan 90 persen masyarakat menyatakan mengetahui tentang Pilkada 2024.


Pengamat Sebut Peluang Karier Politik Anies Baswedan Masih Bagus Meski Gagal Maju di Pilkada

7 hari lalu

Anies Baswedan. Foto/youtube
Pengamat Sebut Peluang Karier Politik Anies Baswedan Masih Bagus Meski Gagal Maju di Pilkada

Pengamat politik dari Unpad menilai peluang karier politik Anies Baswedan masih bagus kendati gagal maju di pemilihan kepala daerah atau pilkada.


Modal Politik 3 Wanita Calon Gubernur di Pilkada Jatim 2024

9 hari lalu

Ilustrasi TPS Pilkada. Dok TEMPO
Modal Politik 3 Wanita Calon Gubernur di Pilkada Jatim 2024

Khofifah, Risma, dan Luluk siap maju untuk Pilkada Jatim 2024. Ketiganya memiliki dukungan massa yang tak main-main.


5 Alasan Partai Politik Merekrut Artis

11 hari lalu

Pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung (kanan) dan Rano Karno (kiri) saat mendaftarkan diri sebagai peserta Pilgub DKI Jakarta 2024 di Kantor KPU DKI Jakarta, Rabu, 28 Agustus 2024. Pasangan Pramono Anung-Rano Karno mendaftarkan diri sebagai peserta Pilgub DKI Jakarta 2024 dengan dukungan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
5 Alasan Partai Politik Merekrut Artis

Sejumlah artis kerap jadi andalan partai politik saat musim pemilu.


Diam-diam Sri Mulyani Posting Blusukan dan Tampak Banner Bubur Ayam Dinasti, Warganet: Sindirannya Halus

12 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membagikan momen ketika sedang blusukan ke Fresh Market Emerald di Bintaro, Tangerang Selatan, Ahad, 25 Agustus 2024. (Sumber: Instagram @smindrawati).
Diam-diam Sri Mulyani Posting Blusukan dan Tampak Banner Bubur Ayam Dinasti, Warganet: Sindirannya Halus

Sri Mulyani membagikan foto saat blusukan di pasar BIntaro lewat postingan di Instagram. Tapi warganet salah fokus dengan banner Bubur Ayam Dinasti.


Pengamat Sebut Gibran Antar Ahmad Lutfi-Taj Yasin Daftar Pilgub Jateng sebagai Pesan Politik

13 hari lalu

Wakil Presiden Terpilih Gibran Rakabuming Raka (tengah) berjalan bersama pasangan bakal calon Gubernur Jawa Tengah Komjen Pol Ahmad Luthfi (kanan) dan bakal calon Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen (kiri) usai melakukan pendaftaran di Kantor KPU Provinsi Jawa Tengah, Semarang, Jawa Tengah, Rabu 28 Agustus 2024. Pasangan Ahmad Luthfi dan Taj Yasin Maimoen resmi mendaftarkan diri sebagai peserta Pilgub Jawa Tengah 2024 di KPU Jateng dengan diusung Partai Golkar, Partai Gerindra, PKS, PKB Partai Nasdem, PAN, PPP, Partai Demokrat, PSI Partai Buruh, Partai Bulan Binyang, dan Partai Garuda. ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Pengamat Sebut Gibran Antar Ahmad Lutfi-Taj Yasin Daftar Pilgub Jateng sebagai Pesan Politik

Wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka mengantar Ahmad Luthfi dan Taj Yasin mendaftar sebagai bakal gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah. Ini respons pengamat.


Rupiah Menguat di 15.492 per Dolar AS Usai Demo Kawal Putusan MK, BI: Faktor Fundamental Ekonomi Lebih Kuat

17 hari lalu

Logo atau ilustrasi Bank Indonesia. TEMPO/Imam Sukamto
Rupiah Menguat di 15.492 per Dolar AS Usai Demo Kawal Putusan MK, BI: Faktor Fundamental Ekonomi Lebih Kuat

BI menyatakan investor asing di sektor riil yakin dan kembali lagi masuk ke pasar keuangan domestik setelah ketidakstabilan global mereda.