TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan, Mahfud MD mendatangi Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) menanyakan kesalahan input yang terjadi dalam Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng). Mahfud MD datang bersama guru besar ilmu statistik Institut Pertanian Bogor, Asep Saefuddin, dan Putri Gusdur, Alissa Wahid.
"Kami datang ke sini karena merasa risih, terganggu dengan perkembangan terakhir tentang tudingan dan dugaan kecurangan terstruktur di KPU," kata Mahfud di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Rabu, 24 April 2019.
Baca: Real Count Sementara KPU Rabu Pagi: Suara Jokowi 55,39 Persen
Ia menjelaskan verifikasi bersama tim informasi teknologi dari KPU dan Suluh Kebangsaan menemukan beberapa faktor kesalahan input data. Menurut Mahfud, sampai 24 April 2019 pukul 17.15 data jumlah yang terinput sudah mencapai 241.366 tempat pemungutan suara (TPS). "Sampai sore ini ada 101 kesalahan."
Mahfud menyimpulkan artinya hanya ada 0,0004 persen atau satu kekeliruan dalam 2.500 TPS. “Dari situ sangat tidak mungkin ada rekayasa terstruktur."
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini mengatakan jika kesalahan dilakukan secara terstruktur, persentase kesalahan akan lebih besar. "Ini cuma 1 per 2500, ndak mungkin ada kesengajaan."
Baca: Lima Jurus Kubu Prabowo dalam Menunggu Hasil Resmi KPU
Menurut dia, dari 101 kesalahan yang ditemukan, 24 kesalahan di antaranya adalah laporan dari masyarakat. Selebihnya adalah temuan KPU sendiri dan langsung dikoreksi.
Menurut Mahfud MD, Gerakan Suluh Kebangsaan sudah pernah mendatangi Kantor KPU sebelum pemungutan suara. Kunjungan itu, kata dia sebagai bentuk dukungan terhadap kinerja KPU yang independen dan profesional. "Sehingga ketika ada berita-berita seperti ini (tudingan kecurangan) kami terganggu, ingin datang ke sini, apa yang sebenarnya terjadi."