TEMPO.CO, Jakarta - Perebutan suara di internal partai nasionalis diprediksi berlangsung sengit di daerah pemilihan Jawa Tengah 4. Di kawasan ini calon legislatif atau caleg Jawa Tengah mau tak mau bersaing ketat dengan rekan separtai, selain rival dari parrtai lain, dalam berebut simpati pemilih.
Ada Tujuh kursi anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang menjadi rebutan 95 caleg Jawa Tengah 4 dalam Pemilu 2019. Para inkumben, politikus senior, dan bekas kepala daerah yang ikut berkompetisi bakal memperebutkan 2,3 juta suara pemilih yang tersebar di tiga kabupaten, yakni Sragen, Wonogiri, dan Karanganyar.
Caleg inkumben, antara lain, Bambang Wuryanto dan Agustina Wilujeng Pramestuti dari PDI Perjuangan, dan Laila Istiana Diana Safitri dari Partai Amanat Nasional.
Adapun mantan kepala daerah, antara lain, Wakil Bupati Karanganyar periode 2008-2014, Paryono, maju sebagai calon legislator dari PDI Perjuangan. Juga ikut berlaga mantan Bupati Wonogiri, Danar Rahmanto, dari partai yang sama.
Dari Partai Gerindra, antara lain, ada nama Luz B. Mahendradatta. Dia memprediksi pertarungan antara Gerindra dan PDI Perjuangan sangat sengit di daerah yang dikenal sebagai basis merah ini.
Meski begitu, Luz juga memperhatikan persaingan di internal partai. “Misal sudah ada daerah yang sudah dimasuki caleg lain, sebenarnya kalau saya mau masuk juga boleh. Tapi untuk caleg yang separtai, tentunya kita saling menghargai dan berbagi tugas,” kata dia.
Banyaknya tokoh publik yang maju sebagai wakil dari partai yang sama membuat persaingan di internal memang makin keras. Bambang menuturkan, semangat kompetisi individual di partainya menyebabkan kontestasi pemilihan legislator tahun ini lebih sengit dibanding periode sebelumnya.
Dalam kondisi seperti itu, Bambang melanjutkan, seorang inkumben tak bisa berleha-leha. Basis massa yang dimiliki inkumben tak bisa menjamin dukungan kepada mereka tak beralih. "Spirit individual itu melahirkan mental berpikir pragmatis, berorientasi keuntungan yang bersifat materialistis," kata dia.
Sementara itu sebagai mantan wakil bupati, Paryono percaya diri pemilih di daerah Karanganyar sudah cukup mengenali kualitasnya. Namun, sebagai pendatang, ia juga berusaha membangun basis massa di kabupaten lain.
Meski begitu, untuk berbagi suara dengan caleg dari satu partai, Paryono mengatakan tidak akan mendekati daerah yang telah digarap oleh kawannya. "Tentunya dengan sebuah etika, saya tidak perlu menggarap komunitas dan daerah yang telah digarap oleh calon legislator lain dari satu partai. Sehingga kerja-kerja kami bisa lebih efektif dan tidak tumpang-tindih," ujar dia.
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Wawan Mas'udi, mengatakan, secara kultural-historis, Jawa Tengah bagian selatan didominasi kekuatan politik kalangan nasionalis, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. "Partai-partai nasionalis di Jateng ini suaranya tidak terpecah-pecah. Partai non-nasional harus bekerja keras," kata Wawan. Tentu ini sinyal bagi caleg Jawa Tengah 4 dari partai non nasionalis untuk kerja ekstra keras dalam Pemilu 2019 ini.
AHMAD RAFIQ | SHINTA MAHARANI | MAYA AYU PUSPITASARI