TEMPO.CO, Jakarta - Anggota KPU Provinsi Gorontalo Sophian Rahmola mengatakan lembaganya telah membentuk tim untuk menangkal berita bohong atau hoaks di media sosial. Tim tersebut dibentuk karena KPU mencium adanya upaya mendelegitimasi kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara Pemilu.
"Saat ini begitu banyak informasi hoaks pemilu yang sengaja disebarkan, sehingga kami melakukan langkah taktis untuk mengantisipasi informasi bohong tersebut agar tidak meresahkan masyarakat," kata Sophian yang menjabat Divisi Perencanaan, Data dan Informasi, di Gorontalo, Senin, 4/2.
Tugas tim adalah membuat dan menyebarkan informasi dan klarifikasi atas setiap berita bohong terkait penyelenggaraan pemilu yang beredar. Klarifikasi yang diberikan dirilis dalam bentuk desain gambar infografi, yang disebar lewat akun resmi media sosial dan laman KPU Provinsi Gorontalo, dalam kolom khusus "Hoax Pemilu".
Untuk meningkatkan kepercayaan public, kata dia, penyelenggara harus menunjukan kinerja yang baik. “Serta memberikan informasi yang edukatif dalam setiap sosialisasi yang dilakukan oleh KPU," kata dia.
Tidak hanya persoalan hoaks pemilu, saa ini ada upaya serangan kepada perangkat KPU atau infrastruktur pada sistem informasi berbasis aplikasi. Menurut dia, hasil bimbingan teknis (Bimtek) sistem informasi data pemilih (Sidalih) dan Keamanan Sistem Informasi Pemilu 2019 yang digelar di Surabaya, akan diterapkan di seluruh KPU kabupaten dan kota se-Gorontalo, hingga penyelenggara tingkat bawah.
ANTARA