H-105 Pilpres 2024: Asal Mula Golput yang Eksis Sampai Sekarang

Reporter

M. Roby Septiyan

Editor

Dwi Arjanto

Senin, 30 Oktober 2023 14:20 WIB

Ilustrasi Golput. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden disingkat Pilpres 2024 semakin dekat waktu pelaksanaannya. Tinggal 105 hari lagi coblosan digelar di Indonesia.

Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden atau capres-cawapres pun sudah mendaftarkan dirinya masing-masing, mereka siap dengan barisan pendukung dibelakangnya. Tidak jarang terjadi saling sindir antarbarisan pendukung. Peristiwa itu berulang dari pemilu ke pemilu.

Bukan hanya saling sindir antarbarisan pendukung, tetapi ada fenomena lain yang sering terjadi dari pemilu ke pemilu. Fenomena tersebut adalah munculnya Golongan Putih disingkat Golput, yaitu mereka yang tidak menempatkan diri dalam barisan pendukung capres-cawapres mana pun. Bahkan mereka tidak memilih dalam apapun agenda pemilu.

Menelisik Golput

Tentu banyak sekali faktor yang menyebabkan seseorang menjadi Golput. Mulai dari kekecewaan terhadap pemerintah, bingung memilih pasangan capres--cawapres, sampai dengan tidak menganggap pemilu penting. Namun, hal unik dari fenomena ini adalah penamaannya. Mengapa harus golongan putih?

Dalam artikel yang berjudul Partai Kesebelas untuk Generasi Muda yang ditulis Ketua Ikatan Mahasiswa Kebayoran lmam Walujo Sumali dalam majalah Tempo edisi 19 Juni 1971, istilah Golput muncul. Sesuai dengan judulnya, dalam artikel tersebut muncul gagasan partai kesebelas untuk mereka yang tidak ingin memilih parpol atau Golkar pada Pemilu 1971.

Gagasan tersebut kemudian direalisasikan dengan memilih mencoblos area putih di antara gambar logo-logo parpol dan Golkar pada kertas suara. Lebih lanjut lagi, saat gagasan ini banyak didukung oleh aktivis dan tokoh lainnya, simbol Golput pun muncul. Simbol tersebut adalah segilima hitam dengan isi berwarna putih, tanpa gambar logo partai. Inilah asal muasal setiap orang yang tidak memilih dalam pemilu disebut Golput.

Advertising
Advertising

Golput sering kali disayangkan oleh pemerintah karena tidak tergunakannya hak suara seluruh warga negara. Begitu banyak agenda yang dilakukan oleh pemerintah untuk menekan angka Golput. Mulai dari sosialisasi langsung kepada masyarakat, sampai dengan membuat konten terkait pemilu di media sosial. Bahkan khusus pemilih muda--utamanya mahasiswa, terkadang Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyelenggarakan acara semacam KPU Goes To Campus untuk menyosialisasikan pemilu.

Nyatanya wacana Golput diduga tetap eksis, bahkan kemungkinan di Pilpres 2024. Hal tersebut menandakan banyak indikasi. Mulai dari masih adanya kekecewaan masyarakat terhadap sistem pemilu, ketidaksadaran politik masyarakat, sampai dengan kurangnya sosialisasi pemerintah terkait agenda-agenda pemilu.

M. ROBY SEPTIYAN | ANDITA RAHMA
Pilihan editor: Jokowi di Tengah Pusaran 3 Periode, Penundaan Pemilu hingga Calon Boneka

Berita terkait

TKD Prabowo-Gibran Aceh Syukuran Kemenangan: Tidak Terlalu KO Kita

56 menit lalu

TKD Prabowo-Gibran Aceh Syukuran Kemenangan: Tidak Terlalu KO Kita

Pasangan Prabowo-Gibran mendapatkan 27 persen suara di Aceh, pada Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

19 jam lalu

Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

Co-Founder Paramadina Public Policy Institute, Wijayanto Samirin, menyebut Anies Baswedan menyetujui ide soal koalisi gagasan.

Baca Selengkapnya

Momen Prabowo Kenalkan Gibran ke Presiden UEA dan Direspons He's So Young oleh PM Qatar

2 hari lalu

Momen Prabowo Kenalkan Gibran ke Presiden UEA dan Direspons He's So Young oleh PM Qatar

Prabowo menemui PM Qatar dan Presiden UEA, sekaligus memperkenalkan Gibran. Berikut rekaman momen peristiwanya.

Baca Selengkapnya

Alasan Demokrat Tolak Usulan Politik Uang Dilegalkan dalam Pilkada 2024

2 hari lalu

Alasan Demokrat Tolak Usulan Politik Uang Dilegalkan dalam Pilkada 2024

Partai Demokrat menolak usulan agae politik uang atau money politics dilegalkan pada Pemilihan Kepala Daerah alias Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Disanksi Kebocoran Data, Begini Posisi Perkaranya

3 hari lalu

Ketua KPU Disanksi Kebocoran Data, Begini Posisi Perkaranya

DKPP memutuskan menjatuhkan sanksi berupa peringatan kepada ketua dan jajaran Komisi Pemilihan Umum (KPU) atas gugatan DPT yang diduga bocor.

Baca Selengkapnya

Politikus PDIP Bilang Usulan Melegalkan Money Politics Pernyataan Sarkasme

3 hari lalu

Politikus PDIP Bilang Usulan Melegalkan Money Politics Pernyataan Sarkasme

Anggota Komisi II DPR dari Fraksi PDIP, Hugua, meminta KPU melegalkan praktik money politics saat pemilu lewat PKPU.

Baca Selengkapnya

Bawaslu Ungkap Alasan Caleg Terpilih Harus Mundur Jika Maju pada Pilkada 2024

3 hari lalu

Bawaslu Ungkap Alasan Caleg Terpilih Harus Mundur Jika Maju pada Pilkada 2024

Bawaslu menyatakan PKPU tentang pencalonan diperlukan untuk menghindari sengketa pada proses Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

KPU Klaim Kecurangan Pengurangan Suara PAN di Yahukimo 3 Tidak Terbukti

4 hari lalu

KPU Klaim Kecurangan Pengurangan Suara PAN di Yahukimo 3 Tidak Terbukti

Menurut KPU, dalil yang diajukan PAN soal kehilangan suara pada saat rekapitulasi tingkat kabupaten tidak didukung oleh alat bukti yang sah.

Baca Selengkapnya

Sidang PHPU Pileg, KPU Minta Mahkamah Konstitusi Tolak Permohonan PSU dari PPP

4 hari lalu

Sidang PHPU Pileg, KPU Minta Mahkamah Konstitusi Tolak Permohonan PSU dari PPP

Dalam permohonannya, KPU meminta MK menolak permohonan PPP terkait pemungutan suara ulang di Dapil Lampung Selatan 7.

Baca Selengkapnya

Kata Ketua KPU Soal Caleg Terpilih yang Mencalonkan Diri pada Pilkada 2024

4 hari lalu

Kata Ketua KPU Soal Caleg Terpilih yang Mencalonkan Diri pada Pilkada 2024

Menurut Hasyim Asy'ari, yang mengundurkan diri untuk maju di Pilkada 2024 adalah anggota legislatif yang sedang menjabat.

Baca Selengkapnya