TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin membantah Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono telah menginstruksikan partainya merapat ke Joko Widodo-Jusuf Kalla. Menurut dia, SBY yang juga presiden meminta Demokrat bersabar dan hati-hati memilih sikap politik. (Baca: SBY Hormati Putusan KPU Menangkan Jokowi-JK)
"Tentu ada kemungkinan dukungan atau kerja sama pada pemerintahan baru jika memang ingin meneruskan atau meningkatkan kinerja yang telah dilakukan pemerintahan SBY," kata Amir melalui telepon, Jumat, 25 Juli 2014. (Baca: SBY: Mengakui Kekalahan Itu Mulia)
Ia menyatakan bentuk dukungan atau kerja sama tak melulu berarti koalisi atau berada dalam pemerintahan yang baru. Menurut Amir, Demokrat juga bukan partai yang tiba-tiba merapat atau mendukung hanya untuk jatah kursi menteri. "Kerja sama bisa saja dilakukan dengan dukungan di parlemen," kata Amir.
Amir menilai kerja sama dan dukungan kepada pemerintah baru untuk mendapatkan jatah kursi sangat tak elegan. Demokrat memiliki prinsip mendukung pemerintahan baru yang berniat untuk meningkatkan masyarakat dan bangsa.
Dukungan dan kerja sama ini, menurut Amir, juga tak langsung tertuju pada presiden dan wakil presiden terpilih versi Komisi Pemilihan Umum, Jokowi-JK. Proses pemilu masih berlanjut, khususnya jika Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi. "Ketua umum kami meminta sabar untuk menunggu hasil seluruhnya 20 Agustus nanti," kata Amir.
Tanggapan Amir ini merupakan bantahan atas berita yang dimuat sebelumnya berjudul "Elite: Sikap SBY Agar Demokrat Merapat ke Jokowi-JK." (http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/07/24/269595536/Elit-Sikap-SBY-Agar-Demokrat-Merapat-ke-Jokowi-JK)
FRANSISCO ROSARIANS
Terpopuler
Gara-gara Jokowi, Album JFlow dalam Bahaya
MH17 Jatuh, Warga Belanda Usir Anak Perempuan Putin
Kabinet Jokowi Beri Ruang Luas Bagi Perempuan
Militan ISIS Ledakkan Makam Nabi Yunus
PKS Mengaku Setia Dampingi Prabowo