Awas Kampanye Hitam di Banner Browser  

image-gnews
Infografis Kampanye hitam negatif di media sosial. Politicawave.com
Infografis Kampanye hitam negatif di media sosial. Politicawave.com
Iklan

TEMPO.CO, JakartaTempo menemukan dua situs berita yang menampilkan kampanye calon presiden pada Selasa pagi, 8 Juli 2014. Situs tersebut adalah Viva.co.id dan Tribunnews.com. Dalam banner yang terletak di samping kanan dan kiri laman berita itu tertulis pesan yang menyudutkan pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.

Dalam situs Viva.co.id terdapat banner bergambar wajah Prabowo Subianto dengan tulisan: "Tidak pernah puasa, tidak pernah salat, kenapa Prabowo harus berpura-pura jadi Muslim?"

Adapun dalam situs Tribunnews.com muncul banner di sebelah kiri dengan tulisan: "Koruptor kelas kakap dan gembong mafia berkuasa jika Prabowo menjadi Presiden kalian." Banner ini menampilkan wajah Prabowo mengenakan jas hitam ditemani seorang wanita yang berdiri di belakangnya.

Iklan ini tidak selalu muncul pada browser pengakses situs tersebut. Ada yang bisa dan ada yang tidak bisa melihatnya.

Menurut ahli digital forensik, Ruby Alamsyah, kampanye hitam melalui banner seperti itu bukan berasal dari pihak Google. Google sebagai penyedia layanan penampil iklan Google Adsense memiliki tingkat keamanan dan syarat penayangan iklan yang ketat.

"Itu mungkin bukan langsung dari Google Adsense, tapi dari provider lain," kata Ruby saat dihubungi Tempo, Selasa, 8 Juli 2014.

Ia menambahkan, jika banner kampanye hitam itu disediakan melalui Google Adsense, pengelola situs bisa melacaknya. "Biasanya itu berasal dari provider kecil di mana mereka sangat membutuhkan income yang besar sehingga tidak butuh syarat ketat untuk menampilkan iklan," kata Ruby. "Bahkan bisa anonim."

Penayangan kampanye hitam melalui banner dalam situs berita, menurut Ruby, bisa jadi tidak diketahui oleh pengelola situs. "Baik Viva dan Tribun mungkin kebobolan karena iklan tersebut bisa bersifat dynamic. Keluarnya pun acak sehingga mereka tidak sadar iklan apa saja yang muncul di hari ini," ucapnya.

Iklan
image-banner
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejauh ini Ruby melihat pengelola situs berita Tribun dan Viva sudah mematikan iklan tersebut supaya tidak muncul lagi. (Baca juga: Hari Tenang, Obor Rakyat Edisi 4 Beredar)

Google sempat dikabarkan ikut menyudutkan pasangan Prabowo-Hatta. Padahal, dalam peraturan resmi, Google menyebutkan: "The promotion of political candidates and political parties isn't allowed to target Indonesia".

Perlu diketahui, isi banner tersebut serupa dengan yang ditampilkan oleh situs Hentikanprabowo.com. Situs yang tidak jelas asal usulnya tersebut menampilkan tiga foto Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.

Ruby menjelaskan pembuat kampanye hitam itu sengaja memilih provider selain Google Adsense karena biayanya murah. Iklan banner seperti ini biasanya digunakan untuk iklan judi dan situs porno. "Mereka bisa menggunakan pembayaran via paypal dan anonim," ujar Ruby.

PUTRI ADITYOWATI

Berita Lain:
KPK: Dirut KAI Ignasius Jonan Patut Dicontoh 
Perkosa Istri Tahanan, Sipir Penjara Diancam Bui 
Cedera Neymar Bukan Karena Ditabrak Zuniga

Iklan


Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar
Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.


DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

Wakil Ketua Komisi II DPR RI Saan Mustofa
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.


Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Ketua DPR Setya Novanto melambaikan tangan sembari tertawa usai mengikuti Rapat Paripurna di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 15 Maret 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.


Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Putera sulung mantan Presiden SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (tengah) menyerahkan piala kepada Ketua Pelaksana Kejuaraan Asia Karate SBY Cup XIV Jackson AW Kumaat (keempat kiri) di Jakarta, 25 Februari 2017. ANTARA FOTO
Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini


Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Presiden Joko Widodo memberi pernyataan usai Rapim TNI, didampingi Menkopolhukam Wiranto, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Cilangkap, 16 Januari 2017. TEMPO/Yohanes Paskalis
Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.


Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Susilo Bambang Yudhoyono membacakan pidato politiknya usai ditetapkan menjadi ketum periode 2015-2020 dalam penutupan Kongres Demokrat di Surabaya, 13 Mei 2015. Dalam pidato politiknya SBY membacakan 10 rekomendasi hasil kongres untuk landasan kerja selama lima tahun kedepan. TEMPO/Nurdiansah
Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.


Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

28 Oktober 2014

Relawan membentangkan Bendera Merah Putih raksasa saat mengikuti kirab budaya menyambut Presiden ketujuh Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, di kawasan MH Thamrin, Jakarta, 20 Oktober 2014. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.


Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

13 Oktober 2014

Pendukung Jokowi-JK menggunduli rambutnya saat Pemilu Presiden 2014 di posko Relawan Keluarga Nusantara di Kuta, Bali, 9 Juli 2014. TEMPO/Johannes P. Christo
Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.


Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

9 Oktober 2014

Pimpinan MPR terpilih, Ketua Zulkifli Hasan bersama Wakil Ketua (kiri-kanan) Hidayat Nur Wahid, H. Mahyuddin, Evert Erenst Mangindaan dan Oesman Sapta Odang berfoto bersama pada Sidang Paripurna pemilihan pimpinan MPR di Gedung Nusantara, Jakarta, 8 Oktober 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata


Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari



langsung menjadi lewat MPR.


Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

30 September 2014

Jokowi. ANTARA/Rosa Panggabean
Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.