TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Harian Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan Nur Muhammad Iskandar mengatakan duet calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dinilai susah mendapatkan simpati dari kalangan warga Nahdlatul Ulama. Sebab, duet ini, kata dia, dianggap tidak sesuai dengan keinginan nahdliyin.
"Awalnya kita gadang Prabowo-SDA (Ketua Umum PPP Suryadharma Ali), tapi ternyata gandeng yang lain dan bukan dari NU," kata Nur Muhammad dalam siaran pers yang dilayangkan ke Tempo, Rabu, 14 Mei 2014.
PPP memutuskan mendukung Prabowo Subianto menjadi calon presiden dari koalisi yang didukung Partai Gerindra. Meski Suryadharma menyatakan dukungan tersebut tanpa syarat, kata Nur Muhammad, belakangan muncul reaksi setelah Prabowo semakin mempertontonkan kemungkinan dia menggaet Hatta, Ketua Umum Partai Amanat Nasional, sebagai pendampingnya. "PPP yang rencananya menyerahkan keputusan mendukung Prabowo hari ini, Rabu, 14 Mei 2014, juga batal digelar," kata Nur Muhammad kemarin.
Nur Muhammad mengaku yakin nahdliyin bakal mengalihkan dukungannya kepada Joko Widodo, calon presiden dari PDI Perjuangan yang disebut-sebut bakal menggandeng Jusuf Kalla. Alasannya, JK, sebutan mantan wakil presiden itu, termasuk warga NU. Dia mengatakan seharusnya Prabowo menggandeng warga Nahdlatul sebagai calon wakil presiden bila ingin mmperbesar peluang memenangi pemilu presiden 2014. "Seandainya Prabowo menggandeng tokoh NU, peluang untuk menang semakin besar," ucapnya. (Baca juga : Prabowo-Hatta Bukan Pasangan yang Dinanti Pasar).
TRI SUHARMAN
Terpopuler
Pristono: Jokowi Tahu Proses Transjakarta Berkarat
Unilever akan Ganti Kerugian Taman Kota Bandung
Bank Mandiri Ganti 2.000 Kartu ATM Nasabah