TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud Md. lebih memilih berpasangan dengan calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Pejuangan ketimbang berpasangan dengan calon presiden dari Partai Gerakan Indonesia Raya, Prabowo Subianto, dan calon presiden dari Partai Golongan Karya, Aburizal Bakrie.
"Tapi, karena saya dari Partai Kebangkitan Bangsa dan partai lebih dekat ke PDIP, jadi kini saya condong ke Jokowi," kata Mahfud ketika dihubungi, Senin, 5 Mei 2014. "Sebelum PKB punya sikap lain."
Bahkan, menurut Mahfud, sejumlah kiai memberikan dukungan kepadanya agar maju sebagai calon wakil presiden mendapingi Jokowi. Menurut dia, dukungan yang disokong para kiai itu sudah terlihat sejak tahun lalu. "Karena pada September 2013, saya sudah mengunjungi para kiai yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur, dan mereka sudah sangat mendukung saya," ujarnya. "Mereka mengatakan saya harus maju, warga NU dan seluruh kiai lintas parpol mendukung Mahfud."
Mahfud mengakui kunjungannya ke beberapa kiai pada tahun lalu sebenarnya untuk mengumpulkan dukungannya maju sebagai calon presiden dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Adapun beberapa kiai yang pernah dia kunjungi pada tahun lalu di antaranya adalah Salahuddin Wahid, tokoh PBNU dan pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang; KH Dimyathi Romli, pengurus Ponpes Darul Ulum, Jombang, yang lebih dekat dengan Golkar; dan pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar, Rembang, Jawa Tengah, Maimoen Zubair, yang juga Ketua Majelis Syuro PPP.
"Para kiai itu terdiri atas lintas partai, dan mereka sangat mendukung saya sebagai pemimpin umat," tuturnya. Namun Mahfud mengatakan dirinya tidak menutup kemungkinan untuk berduet dengan Prabowo.
Menurut Hasto Kristianto, Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, yang hadir dalam pemaparan sebuah survei mengakui, selain Jusuf Kalla, Mahfud adalah tokoh yang kini dalam proses penggodokan di partainya. Menurut dia, sosok yang cocok berduet dengan Jokowi adalah perpaduan JK dan Mahfud, yakni tokoh berpengalaman dalam hal meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memiliki ketegasan dalam hukum. "Jadi, kami ingin memenuhi kehendak masyarakat yang menginginkan komplementer dari dua karakter itu," katanya.
REZA ADITYA
Berita Terpopuler
Pendukung Jokowi Serang Prabowo dan Ical
Terkait MH370, Malaysia Tangkap 11 Teroris
SBY: Ada Stasiun Televisi Yang Tidak Fair
Hasil Lengkap Pertandingan Liga Inggris