Alumni ITB: Saatnya Kampus Melek Politik

Editor

Sugiharto

image-gnews
Seorang simpatisan dan kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) memerankan tokoh Pahlawan bernama Rohman, saat melakukan kampanye simpati, di Bunderan HI (28/3). TEMPO/Imam Sukamto
Seorang simpatisan dan kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) memerankan tokoh Pahlawan bernama Rohman, saat melakukan kampanye simpati, di Bunderan HI (28/3). TEMPO/Imam Sukamto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta: Komunitas Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) menyatakan sudah seharusnya kampus membuka diri terhadap politik agar insan akademis melek politik. "Kalau kampus yang diisi orang baik menghindari poltik, negara akan diurus oleh orang oportunis," kata Koordinator Komunitas, Ammarsjah, kepada Tempo, Ahad, 20 April 2014.

Ammarsjah menjelaskan, idealisme bahwa kampus bukan sebagai tempat ajang politisasi dibangun semenjak era Soeharto. Program Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK) yang dimulai 1979, membuat civitas kampus cenderung apolitis.

Walhasil, banyak orang baik yang tidak melek politik. Itu sebabnya, ia berpendapat sekarang bukan waktunya kampus menutup diri dari politik dalam artian positif. Keterbukaan soal politik inilah antara lain yang mendorong Komunitas Alumni ITB mendeklarasikan dukungan terhadap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai presiden pada Sabtu lalu di Jakarta.

Ammarsjah menanggapi pengusiran Jokowi, sapaan Joko Widodo, dari kampus ITB oleh Keluarga Mahasiswa ITB pada Kamis lalu. Mahasiswa beralasan ingin menjaga kampus dari politisasi. Tapi, kecaman keburu datang. Apalagi, Keluarga Mahasiswa Islam (Gamais) ITB justru mengundang para politikus partai Islam untuk ceramah pada awal Mei nanti. Hanya dua hari setelah pengusiran, Komunitas Alumni ITB mendeklarasikan dukungannya kepada Jokowi. (Baca: Menolak Jokowi, Ini Alasan Petinggi Mahasiswa ITB)

Mantan aktivis 1998 dari Universitas Indonesia, Budi Arie Setiadi, menerangkan NKK/BKK memang dibuat untuk mengebiri kampus agar tak cawe-cawe persoalan politik. Kebijakan represi ini dipicu gerakan mahasiswa pada 1974 yang menghasilkan peristiwa Malapetaka 15 Januari (Malari) 1974.

Pada era pembungkaman kampus, kata dia, mahasiswa hanya diarahkan agar giat belajar lalu lulus dan mencari kerja. Dosen juga hanya diminta mengajar. “Supaya daya kritis kampus terhadap pemerintah mandul,” ucap Koordinator Nasional Kader dan Simpatisan PDI Perjuangan Pro Jokowi (Projo) ini.

Iklan
image-banner
Scroll Untuk Melanjutkan

Nah, pada 1990-an Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Fuad Hassan mencabut NKK/BKK lalu menggantinya dengan Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan (PUOK). Kebijakan ini hanya mengakui organisasi kemahasiswaan intra-kampus adalah Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT) yang di dalamnya ada Senat Mahasiswa Fakultas (SMF) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Lewat gerakan Reformasi 1998, kebijakan mengekang kampus itu dihapuskan. “Lalu muncul kemerdekaan kampus seperti sekarang,” ujar Budi, yang akrab disapa Muni oleh sesama aktivis.

Ia berharap, kemerdekaan kampus dimaknai dengan daya kritis dan proporsional dalam memandang politik. Mahasiswa juga harus cerdas dan berani dalam dalam menyuaran kehendak rakyat. "Harus idealis dan nonpartisan," kata Budi. (Baca: Alumni ITB Deklarasi Dukung Jokowi)

ERWAN HERMAWAN, JOBPIE SUGIHARTO
Topik terhangat:
Pelecehan Siswa JIS | Kisruh PPP | Jokowi | Prabowo | Pemilu 2014

Berita terpopuler:
Bikin Masalah di Sukamiskin, Nazaruddin Dipukul
Mobil Esemka Generasi Terbaru Segera Meluncur 
Dul Kini Tinggal dengan Maia Estianty 
Siswanya Tenggelam, Wakil Kepsek di Korsel Gantung Diri

Iklan


Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


ITB Siap Gelar UTBK SNBT 2024, Peserta Disarankan Datang Pakai Angkutan Umum

1 hari lalu

Kampus ITB Jatinangor. Dokumentasi: ITB.
ITB Siap Gelar UTBK SNBT 2024, Peserta Disarankan Datang Pakai Angkutan Umum

ITB siap 100 persen menggelar UTBK SNBT 2024.


Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

1 hari lalu

Ketua RT8/RW4 Kelurahan Malaka Jaya, Taufiq Supriadi, ketika ditemui Tempo pada Senin, 22 April 2024.
Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

Salah satu Rukun Tetangga (RT) di wilayah Jakarta Timur kini tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).


Budi Gunadi Sadikin Terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat ITB

3 hari lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan pemaparan saat menghadiri rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 7 November 2023. Rapat tersebut membahas isu faktual Penanganan korban Gangguan Ginjal Akut (GGAPA), penanganan penyakit menular di Indonesia seperti dengue, tuberkulosis, monkey pox, hepatitis, dan penanganan penyakit tidak menular seperti kesehatan jiwa, diabetes, dan kanker, serta penanganan beberapa kasus malpraktik di rumah sakit. TEMPO/M Taufan Rengganis
Budi Gunadi Sadikin Terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat ITB

Pemilihan Budi Gunadi Sadikin itu berlangsung secara musyawarah untuk mufakat dalam rapat pleno perdana MWA ITB di Gedung Kemenristekdikti.


Biaya Kuliah ITB 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

6 hari lalu

Ilustrasi kampus ITB.Instagram
Biaya Kuliah ITB 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

Rincian perkiraan biaya kuliah jalur SNBP, SNBT, dan Seleksi Mandiri ITB tahun akademik 2024


Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

7 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.


Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

9 hari lalu

Aktivitas pelayanan nasabah Taspen di Jakarta, Kamis 31 Agustus 2023. PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (TASPEN) Persero membukukan nilai investasi lebih tinggi sekitar 20% dari hasil investasi rata-rata industri sejenis dalam beberapa tahun terakhir. Tempo/Tony Hartawan
Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

Menjadi seorang aktuaris memang tidak mudah karena dalam pekerjaannya mengaplikasikan beberapa ilmu sekaligus seperti matematika hingga statistika.


ITB Gelar Bursa Kerja, Diikuti Perusahaan dari Dalam dan Luar Negeri

9 hari lalu

Kampus ITB Jatinangor. Dokumentasi: ITB.
ITB Gelar Bursa Kerja, Diikuti Perusahaan dari Dalam dan Luar Negeri

Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar bursa kerja selama dua hari 19-20 April 2024 di gedung Sasana Budaya Ganesha.


Penjelasan Pakar ITB Soal Petir Erupsi yang Terjadi Saat Letusan Gunung Ruang

11 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang di Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Sulawesi Utara, Rabu, 17 April 2024. Data PVMBG menyebutkan selama kurun waktu 24 jam terakhir sudah terjadi lima kali erupsi dengan ketinggian 1.800 meter hingga 3.000 meter dari puncak Gunung Ruang. Foto: X/@infomitigasi
Penjelasan Pakar ITB Soal Petir Erupsi yang Terjadi Saat Letusan Gunung Ruang

PVMBG secara cepat menaikkan status Gunung Ruang.


BRIN Tutup Jalan di Serpong, Rekrutmen Dosen ITB, dan Sapaan CEO Apple Masuk Top 3 Tekno

11 hari lalu

Penutupan akses jalan di depan kantor BRIN di Jalan Raya Serpong-Parung gagal dilakukan, Kamis 11 April 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
BRIN Tutup Jalan di Serpong, Rekrutmen Dosen ITB, dan Sapaan CEO Apple Masuk Top 3 Tekno

Penutupan jalan provinsi di Kawasan Sains Terpadu B.J. Habibie menjadi artikel terpopuler Tekno pagi ini, Kamis, 18 April 2024.


Mengenang Guru Besar Emeritus FSRD ITB AD Pirous, Berikut Profil dan Karya-karyanya

12 hari lalu

Rektor ITB Reini Wirahadikusumah saat menyampaikan pidato pelepasan jenazah AD Pirous di Aula Timur ITB, Bandung, Jawa Barat, 17 April 2024. AD Pirous, Guru Besar Emeritus FSRD ITB dan salah satu maestro seni rupa modern di Indonesia wafat pada 16 April 2024 dalam usia 92 tahun. TEMPO/Prima Mulia
Mengenang Guru Besar Emeritus FSRD ITB AD Pirous, Berikut Profil dan Karya-karyanya

Berikut perjalanan karya seniman yang juga Guru Besar Emeritus FSRD ITB AD Pirous.