TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Abdul Gaffar Karim, mengatakan para calon presiden dan calon anggota legislatif sowan ke kiai untuk membuat jalan pintas kepada konstituennya. Musababnya, selama ini kebanyakan calon tak terjun langsung dalam kehidupan konstituen.
"Kiai-lah yang menjadi penghubung antara calon legislator atau presiden dan pemilih," kata Gaffar saat dihubungi, Selasa, 1 April 2014. Dewan Ahli Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama ini menilai cara para petinggi partai dan kandidat sowan ke pesantren tidaklah efektif. Peran kiai, kata dia, kini tak sesakral dulu. "Kajian mutakhir menyebutkan, terhadap pilihan politik, santri tak lagi bergantung pada kiai."
Baca Juga:
Berbeda, Zannuba Ariffah Chafsoh menganggap masih ada potensi mendulang suara di kantong-kantong NU itu. Yenny Wahid, begitu dia kerap disapa, mengatakan akses media dan preferensi, khususnya untuk pesantren salafi, masih lemah. Dengan demikian, banyak santri menyerahkan pilihannya ke kiai. "Yowis, opo sendiko kiai mawon (ya sudah, apa kata kiai saja)," kata putri Presiden Indonesia yang keempat, Abdurrahman Wahid.
Menurut dia, kampanye calon legislator di pesantren akan lebih efektif ketimbang pilihan presiden. Musababnya, para santri jarang melihat caleg di media. "Berbeda dengan calon presiden. Yang ini, santri lebih sulit diarahkan," katanya.
Kiai, kata dia, pasti akan menerima siapa pun calon legislator, petinggi partai, dan presiden yang datang ke kediamannya. "Namanya juga tamu, pasti minta doa," katanya. Namun tak sampai di situ. "Minta dukungan ke kiai itu otomatis."
Yenny juga tak menutup kemungkinan adanya politik transaksional antara kiai dan calon. "Ini stigma negatif dari segelintir saja," dia mengungkapkan. Di beberapa pesantren, kata dia, memang menjadi fenomena, seusai pemilihan kepala daerah, kiai tiba-tiba memiliki mobil mewah baru.
Yang lebih banyak adalah pola-pola perjanjian jika calon yang didukung terpilih pesantren lalu menagih komitmennya. Baginya, pola ini wajar dan tak hanya bagi kiai. "Ini kan namanya aspirasi, bukan transaksional," katanya.
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Topik terhangat:
MH370 | Kampanye 2014 | Jokowi | Prabowo | Dokter TNI AU
Berita terpopuler lainnya:
3 Insiden Ini Bikin Heboh Saat SBY Berkampanye
PPATK Kritik Cara KPK Tangani Adik Ratu Atut
Telat Ngantor, Jokowi: Pemimpin Kok Diabsen
Kata Ahok Soal Sumbangan Rp 60 M Prabowo di Pilgub