Prabowo Harus Buka Soal Penculikan 1998

Editor

Zed abidien

image-gnews
Demo menuntut untuk mengusut tuntas korban penculikan dan penghilangan paksa aktivis. (TEMPO/Fully Syafi/01/26/2010)
Demo menuntut untuk mengusut tuntas korban penculikan dan penghilangan paksa aktivis. (TEMPO/Fully Syafi/01/26/2010)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Ikatan Orang Hilang Mugiyanto mengatakan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto, sebagai prajurit di masa penculikan dan pembunuhan aktivis prodemokrasi pada 1998, seharusnya memberitahu publik jika memang ada kelompok selain Tim Mawar Kopassus yang terlibat dalam peristiwa itu.

"Kesatria itu harus ungkap kebenaran. Kalaupun dilarang untuk memberitahu (soal penculikan), itu kan waktu dia masih jadi panglima. Sekarang kan sudah tidak. Beritahulah, apakah itu Wiranto atau siapa," kata Mugiyanto saat dihubungi Tempo, Sabtu malam, 29 Maret 2014.

Menurut Mugiyanto, jika Prabowo enggan membuka mulut soal keterlibatan tim di luar Tim Mawar dalam penculikan itu, artinya calon presiden dari Partai Gerindra itu adalah seorang pengecut. Sebab, kata dia, Prabowo pun tak pernah meminta maaf atas penculikan tersebut.

Sebelumnya, politikus Partai Gerindra sekaligus pakar kuliner Bondan Haryo Winarno, melalui akun Twitter-nya, menyebutkan, sebagai prajurit, Prabowo memang sebaiknya menutup mulut demi nama baik TNI.

"Prabowo adalah prajurit sejati, sumpah prajurit adalah harga mati. Nama baik TNI harus ia jaga. Lebih baik ia jadi tertuduh selamanya daripada nama baik TNI tercoreng karena ia buka mulut," cuit Bondan pada Jumat, 28 Maret 2014.

Tak hanya itu, calon legislator yang pernah menjadi wartawan itu juga mencuit 62 kali untuk membela Prabowo. (Baca:Cuit Bondan 'Maknyus' Bela Prabowo Soal Penculikan)

Cuit Bondan mengundang reaksi beragam dari pengguna Twitter. Wendi Putranto, Editor Eksekutif Rolling Stone Indonesia, lewat akun @wenzrawk, mengkritik serangkaian cuitan itu. "Dulu @PakBondan jadi penyambung lidah rakyat untuk aneka masakan enak, sekarang jadi penyambung lidah @Prabowo08, bubye maknyus!"

Iklan
image-banner
Scroll Untuk Melanjutkan

Akun @arman_dhani menyahut, "Tolong ya @PakBondan, jangan sebarkan sampah ke follower anda. Kalo cuma ngetwit tanpa verifikasi Polpot dan Hitler juga bisa."

"Dengan logika ini, Prabowo menganggap Pius, Herman Hendrawan dll itu adalah teroris. Wah, gimana kalau jadi presiden," cuit @gingginanjar.

"Kalo benar ada tim lain, Prabowo pasti tahu. Kebisuannya adalah pengkhianatan thdp Republik Indonesia, thd kemanusiaan. Menculik aktivis itu sudah pelanggaran terhadap sumpah prajurit," tulis @gingginanjar. (Baca: Mugi: Bondan 'Maknyus' Mungkin Dicuci Otak)

Namun ada pula yang mendukung cuitan Bondan. Misalnya, @mqnun, yang berujar, "Pencerahan yg bagus, jawaban yg ditunggu, top markotop." Adapun akun @kalongcorp mencuit, "Twetseri @PakBondan bikin saya semakin Mantap memilih @Gerindra dan Bp @Prabowo08." (Baca: Ini Alasan Bondan 'Mak Nyus' Bela Prabowo)

APRILIANI GITA FITRIA

Terpopuler:
Ini Aksi Bohong Penculik Bayi
Jokowi: Indonesia Harus Berani Stop Impor Sapi
Remy Sylado Kritik Keppres Soal Tiongkok

Iklan


Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Angka Keramat Nawacita

28 April 2015

Angka Keramat Nawacita

Pemilihan Presiden Juli 2014 lalu menjadi etos baru bagi rakyat untuk menentukan calon pemimpinnya. Bagi saya dan sebagian pemilih Jokowi, yang untuk pertama kalinya memilih dalam pemilihan, karena sebelumnya golongan putih, ada motif yang menggerakkan kami. Salah satu motif itu adalah janji kampanye Jokowi yang bertitel Nawacita.


Pemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya  

17 Desember 2014

Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla mengacungkan tiga jari saat konferensi pers di rumah dinas Gubernur, Jakarta (21/8). Dalam Konferensi pers Jokowi mengapresiasi keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak semua gugatan atas sidang sengketa perselisihan hasil pemilu presiden. Tempo/Aditia Noviansyah
Pemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya  

Kemitraan menemukan suap dalam pemungutan suara.


Obor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi

5 Agustus 2014

Pemimpin Redaksi Tabloid Obor Rakyat, Setiyardi Budiono (kanan) didampingi Pengacaranya, Hinca Panjaitan (kiri) tiba memenuhi panggilan pemeriksaan di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin 23 Juni 2014. Setelah mangkir pada pemeriksaan perdana, hari ini Setiyardi hadir untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Obor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi

Keterangan Jokowi diperlukan agar kasus pengaduan tabloid Obor Rakyat dapat diproses lebih lanjut


Ahok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal

9 Juli 2014

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyatakan mendukung Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo maju sebagai capres 2014 kepada wartawan di Balaikota, Jakarta Pusat, Jakarta (14/3). Dalam keterangannya Ahok menyatakan siap menggantikan posisi Gubernur dan mendukung pencalonan Jokowi sebagai presiden dari partai PDI-P. ANTARA/Muhammad Adimaja
Ahok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal

Dengan memilih, Ahok berujar, kemungkinan warga merasakan penyesalan jauh lebih kecil ketimbang mengabaikan haknya.


Ribuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi  

8 Juli 2014

Ribuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi  

Setiap kelurahan terdapat sekitar 100 DPT ganda.


Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat  

6 Juli 2014

Calon presiden nomor urut dua Joko Widodo mengacungkan jari membentuk simbol
Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat  

Secara keseluruhan, Jokowi-Kalla dipercakapkan hingga 64.297 kali, jauh mengungguli Prabowo-Hatta.


Hatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura  

5 Juli 2014

Hatta Rajasa. TEMPO/Aditia Noviansyah
Hatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura  

Hatta hanya tersenyum pahit dan enggan melanjutkan pertanyaan.


Pendukung Jokowi Bagikan Obor Rahmatan Lil Alamin  

5 Juli 2014

Tabloid Obor Pro Jokowi Beredar di Garut
Pendukung Jokowi Bagikan Obor Rahmatan Lil Alamin  

Selain tabloid, mereka juga membagikan jadwal puasa Ramadan dan pin bergambar Jokowi-JK.


Tabloid Sapujagat Serang Jokowi Lewat Isu Komunis  

5 Juli 2014

Capres, Joko Widodo menyampaikan orasinya pada kampanye terbuka bersama Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di lapang Tegalega, Bandung, Jawa Barat. 3 Juli 2014. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Tabloid Sapujagat Serang Jokowi Lewat Isu Komunis  

Sapujagat sebenarnya bukan media baru. Tabloid 16 halaman yang berkantor di Jalan Makam Peneleh Nomor 39, Surabaya, itu sudah muncul sejak awal 2000.


Kampanye Hitam Juga Serang Kampung Deret

5 Juli 2014

Anak anak kecil bersalaman dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo usai meresmikan kampung deret di Petogogan, Jakarta Selatan (3/4). Sebanyak  123 unit rumah warga yang direhab di RW 03 dan 05, kini siap di huni dengan berbagai fasilitas seperti taman dan wifi gratis. TEMPO/Dasril Roszandi
Kampanye Hitam Juga Serang Kampung Deret

Dukungan warga terbelah diantara dua calon presiden di sejumlah sudut Jakarta.