TEMPO.CO, Malang - Poster-poster berisi pesan antipemilu marak beredar di Malang, Jawa Timur. Poster dengan warna dasar hitam dan putih itu ditempel pada tembok di jalan utama pusat Kota Malang. Umumnya, poster-poster itu disertai gambar dan ungkapan provokatif bernada sindiran terhadap pelaksanaan pemilu. "Kami akan undang pakar bahasa, apakah pesan-pesan di poster itu termasuk seruan mengajak golput," kata Ketua Panitia Pengawas Pemilu Malang Azhari Husein, Kamis, 3 April 2014.
Salah satu contohnya ialah sebuah poster besar di tembok pilar rel kereta Malang Kota Baru bergambar tikus. Di dalamnya tertulis: "Percaya Apapun, Kecuali Poli-Tikus". Di sisi lain ada poster bergambar siluet sosok mantan presiden Soeharto bertuliskan: "Awas! Bahaya Laten Partai Politik".
Di Jalan Abdul Rachman Hakim juga terpampang poster bergambar tengkorak mengenakan jas dan peci sambil mengisap cerutu. Poster itu dilengkapi tulisan: "Partai Lama Partai Baru, Lagu Lama Tukang Tipu". Panwaslu, kata Azhari, menerima laporan soal maraknya poster-poster tersebut sejak lama. Namun dia belum bisa memilah apakah poster itu merupakan bentuk kampanye hitam atau seruan mengajak golput.
"Pihak yang memasang harus segera melepas," katanya. Namun ia memastikan tak akan mengambil langkah hukum atau melapor ke polisi. Alasannya, tak ada indikasi pelanggaran dalam poster tersebut. Namun ia berharap semua pihak menghormati sistem demokrasi.
Dari pengamatan Tempo, pada poster tersebut tertulis pembuatnya, yakni Anti Tank Project, street artist pembuat poster propaganda asal Yogyakarta. Anti Tank sering menggunakan media poster dalam menyampaikan gagasan, termasuk kritik sosial. Berbagai isu kritis dituangkan dalam seni propaganda di ruang publik.
Komisioner Komisi Pemilihan Umum Kota Malang, Zainuddin, mengatakan siap berdialog dengan kelompok pemasang poster tersebut. Bila didiamkan, dia khawatir poster-poster tersebut dapat meningkatkan angka golput. "Jangan sekadar mengkritik, lebih baik berdialog. Kami terbuka berdialog tentang pemilu," ujarnya.
EKO WIDIANTO