TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Fadel Muhammad mengatakan partainya tak akan khawatir atas adanya deklarasi dukungan sejumlah partai terhadap calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Gerindra.
Golkar, menurut Fadel, juga sudah mempunyai teman untuk diajak berkoalisi dalam menghadapi pemilihan presiden 9 Juli mendatang. "Sudah ada dua yang bergabung, kami akan betuk poros baru," kata Fadel saat dihubungi, Sabtu, 19 April 2014. (Baca: Paloh Sebut Bukan Kejutan Bila NasDem-PDIP Koalisi).
Menurut Fadel, dua partai yang sudah menyatakan setuju bergabung itu adalah Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Hati Nurani Rakyat. Golkar dan kedua partai ini sudah beberapa kali bertemu guna membahas langkah strategis setelah membangun koalisi. Deklarasi koalisi dilakukan beberapa hari ke depan.
Gabungan tiga partai itu sudah memenuhi ambang batas pencalonanpresiden yaitu 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara pada pemilihan legislator. Saat ini Golkar mengantongi sekitar 14,5 persen suara, PKS sekitar 6,5 persen, dan Hanura sekitar 5,5 persen. (Baca: PKB: Agar Tak Ada Dusta di Antara Partai Islam).
Sebagai pemenang kedua dalam pemilihan umum legislatif 9 April lalu, Golkar, kata Fadel, ingin membangun koalisi yang mewakili aspirasi seluruh masyarakat Indonesia. "Kami bangun koalisi nasionalis-religius," ujar mantan Menteri Perikanan dan Kelautan itu.
Sebelumnya, deklarasi koalisi sudah disampaikan Partai NasDem. Partai pimpinan Surya Paloh itu menegaskan akan bergabung dengan PDIP, yang mengusung Joko Widodo sebagai calon presiden. Sedangkan Partai Persatuan Pembangunan mendukung calon presiden dari Gerindra, Prabowo Subianto. (Baca: PPP-Gerindra Koalisi, Belum Ada Kontrak Tertulis).
Adapun Golkar akan mengusung Aburizal Bakrie sebagai calon presiden. Namun hingga kini Golkar belum menetapkan pendamping Aburizal. Sesuai dengan rekomendasi rapat pimpinan nasional, Golkar ingin mendapat calon wakil presiden dari kalangan militer atau sipil-agamis.
Perihal koalisi, anggota Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid, mengaku masih menunggu hasil penghitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum. Ia mengatakan PKS kini berfokus pada upaya penyelamatan suara.
Namun, kata Hidayat, ini bukan berarti tak ada partai lain yang mendekati PKS. "Beberapa partai sudah bertemu Anis Matta (Presiden PKS)," ujarnya tanpa mau menyebut partai mana saja yang merapat ke PKS.
IRA GUSLINA SUFA