TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pembina Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Maruarar Sirait mengatakan pihaknya akan berusaha meraih suara swing voters atau massa mengambang dengan memaksimalkan sang calon presiden, Joko Widodo alias Jokowi.
"Tantangannya kini meyakinkan swing voters dengan memaksimalkan Jokowi karena kenaikan elektabilitas Jokowi lebih tajam dibanding PDIP," ujarnya dalam Rilis Survei Efek Kampanye dan Efek Jokowi: Elektabilitas Partai Jelang Pemilu Legislatif 2014 di Jakarta, Jumat, 4 April 2014. (Baca: Jokowi Dianggap Kebal dari Serangan Kampanye Hitam).
Selain itu, menurut Maruarar, PDIP juga akan merekrut tokoh-tokoh daerah yang memiliki basis massa yang besar, seperti kiai atau tokoh masyarakat. Menurut dia, pilihan Megawati menjadikan Jokowi sebagai calon presiden merupakan pilihan yang tepat.
Terbukti, dalam sigi Indikator Politik Indonesia, setelah mendeklarasikan Jokowi, elektabilitas PDIP naik hingga 8 persen. Naiknya dukungan itu juga menurunkan jumlah pemilih yang awalnya tidak tahu dan tidak menjawab dari angka 28 persen hingga 13,8 persen. Sebagian besar suara mereka masuk ke kantung suara PDIP. (Baca: Sejak Deklarasi Capres, Elektabilitas Jokowi Turun).
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan saat ini baru 71 persen masyarakat tahu kalau Jokowi dicapreskan. Dari jumlah tersebut, 77 persen di antaranya setuju atas pencapresan tersebut. "Pada kelompok yang belum tahu ternyata dukungan pada Jokowi cukup rendah hanya 29 persen persen," kata dia.
Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih dengan sampel 2050 responden, margin of error 2,2 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen pada masa survei 28 Februari-10 Maret 2014 sebelum kampanye dan sesudah kampanye 18-24 Maret 2014. (Baca: Calon Wakil Presiden Jokowi Diusulkan dari Militer).
TIKA PRIMANDARI