TEMPO.CO, Jakarta - Dua kali sudah Stadion Gelora Bung Karno dipakai kampanye akbar. Pertama oleh Partai Keadilan Sejahtera, lalu disusul Partai Gerindra, seminggu setelahnya. Dua masalah yang tetap sama adalah pengelolaan sampah yang menjamur seusai pesta demokrasi di lapangan bola itu.
"Personel kebersihan di sini enggak cukup buat bersih-bersih, dua hari baru beres," ujar salah satu petugas kebersihan Stadion, Hendra, 35 tahun, kepada Tempo, Rabu, 26 Maret 2014.
Baca Juga:
Ia menyatakan, dalam urusan pengelolaan sampah ini, pihak stadion tidak melibatkan pihak swasta, sehingga penanganan sampah diakui lambat.
"Harusnya lain kali sebelum kampanye ada imbauan, jangan buang sampah sembarangan," ujar dia. Sebab, volume angkut sampah seusai kampanye terbilang jumbo. "Bisa 5-10 kali angkut truk sampah," ujar dia. Pada hari-hari biasa, volume sampah di sekitar stadion hanya satu-dua kali angkut.
Berdasarkan pantauan Tempo ketika menyambangi kampanye Partai Gerindra Ahad lalu, perilaku simpatisan memang tak simpatik. Tumpukan sampah air mineral, nasi bungkus, hingga spanduk partai tersebar di semua penjuru stadion. Tak hanya di halaman stadion, sampah juga menumpuk di tribun-tribun yang digunakan untuk mendengarkan orasi dari pemimpin partai politik mereka. (Baca: Pidato Prabowo, Puncak Kampanye Gerindra di Senayan)
"Harusnya tribun steril, tapi mereka enggak bisa dilarang. Kalau konser atau (pertandingan sepak bola) timnas saja, air mineral enggak boleh masuk. Ini malah ditinggal sembarangan," ujar dia.
Meski kampanye Partai Gerindra kemarin jumlah pendukungnya lebih sedikit ketimbang Partai Keadilan Sejahtera, jumlah sampah yang ditinggalkan disebut setara. "Karena makanannya dibagi-bagi di sini, kalau PKS waktu itu sedikit sampah nasi bungkus dan air putih, mungkin sudah diangkut tim mereka sendiri," ujar dia. (Baca: Gagal ke GBK, Hidayat–Didik Beralih ke GOR Soemantri)
Salah satu koordinator lapangan kampanye Partai Gerindra, Maruli, 43 tahun, kepada Tempo mengaku memang tak punya tim kebersihan internal. "Yang penting sih kami fokus pada tugas, mendatangkan massa ke sini. Berarti kalau sampahnya dianggap banyak, massanya juga banyak, hehe," ujar dia sambil tertawa.
Ia malah memberi cerita lain soal massa yang diangkutnya. "Yang ada di jalan, kami ajak saja sambil bilang yang mau makan dan uang ikut ke Senayan," ujar dia. Di pusat lokasi, timnya sudah menyediakan sepuluh ribu nasi bungkus. "Yang pertama, urusan perut, penting itu. Soal bersih atau enggak bersih kan kita juga sudah bayar di sini," ujar dia.
Pengelola Gelora Bung Karno, Tubani, 35 tahun, menyatakan pengelolaan kebersihan selepas kampanye memang menjadi tanggung jawab pihaknya. Namun, menurut dia, tak ada salahnya mengurangi beban pekerja untuk membersihkan stadion yang juga jadi ikon sepak bola nasional itu.
M. ANDI PERDANA
Terpopuler:
Apa Dasar PM Najib Sebut Seluruh Penumpang MH370 Tewas?
Dokter Tentara Dikeroyok 9 Perwira TNI AU di Yogya
Puing MH370 Ada di Celah Gunung Api Bawah Laut