Selepas Kampanye, Sampah GBK Meningkat Lima Kali Lipat

image-gnews
Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto, menyalami kader dan simpatisan partai gerindra yang hadir dalam hut ke 6 dan kampanye akbar Partai Gerindra di Gelora Bung Karno, Jakarta (23/03). TEMPO/Dasril Roszandi
Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto, menyalami kader dan simpatisan partai gerindra yang hadir dalam hut ke 6 dan kampanye akbar Partai Gerindra di Gelora Bung Karno, Jakarta (23/03). TEMPO/Dasril Roszandi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dua kali sudah Stadion Gelora Bung Karno dipakai kampanye akbar. Pertama oleh Partai Keadilan Sejahtera, lalu disusul Partai Gerindra, seminggu setelahnya. Dua masalah yang tetap sama adalah pengelolaan sampah yang menjamur seusai pesta demokrasi di lapangan bola itu.

"Personel kebersihan di sini enggak cukup buat bersih-bersih, dua hari baru beres," ujar salah satu petugas kebersihan Stadion, Hendra, 35 tahun, kepada Tempo, Rabu, 26 Maret 2014.

Ia menyatakan, dalam urusan pengelolaan sampah ini, pihak stadion tidak melibatkan pihak swasta, sehingga penanganan sampah diakui lambat.

"Harusnya lain kali sebelum kampanye ada imbauan, jangan buang sampah sembarangan," ujar dia. Sebab, volume angkut sampah seusai kampanye terbilang jumbo. "Bisa 5-10 kali angkut truk sampah," ujar dia. Pada hari-hari biasa, volume sampah di sekitar stadion hanya satu-dua kali angkut.

Berdasarkan pantauan Tempo ketika menyambangi kampanye Partai Gerindra Ahad lalu, perilaku simpatisan memang tak simpatik. Tumpukan sampah air mineral, nasi bungkus, hingga spanduk partai tersebar di semua penjuru stadion. Tak hanya di halaman stadion, sampah juga menumpuk di tribun-tribun yang digunakan untuk mendengarkan orasi dari pemimpin partai politik mereka. (Baca: Pidato Prabowo, Puncak Kampanye Gerindra di Senayan)

"Harusnya tribun steril, tapi mereka enggak bisa dilarang. Kalau konser atau (pertandingan sepak bola) timnas saja, air mineral enggak boleh masuk. Ini malah ditinggal sembarangan," ujar dia.

Meski kampanye Partai Gerindra kemarin jumlah pendukungnya lebih sedikit ketimbang Partai Keadilan Sejahtera, jumlah sampah yang ditinggalkan disebut setara. "Karena makanannya dibagi-bagi di sini, kalau PKS waktu itu sedikit sampah nasi bungkus dan air putih, mungkin sudah diangkut tim mereka sendiri," ujar dia. (Baca: Gagal ke GBK, Hidayat–Didik Beralih ke GOR Soemantri)

Iklan
image-banner
Scroll Untuk Melanjutkan

Salah satu koordinator lapangan kampanye Partai Gerindra, Maruli, 43 tahun, kepada Tempo mengaku memang tak punya tim kebersihan internal. "Yang penting sih kami fokus pada tugas, mendatangkan massa ke sini. Berarti kalau sampahnya dianggap banyak, massanya juga banyak, hehe," ujar dia sambil tertawa.

Ia malah memberi cerita lain soal massa yang diangkutnya. "Yang ada di jalan, kami ajak saja sambil bilang yang mau makan dan uang ikut ke Senayan," ujar dia. Di pusat lokasi, timnya sudah menyediakan sepuluh ribu nasi bungkus. "Yang pertama, urusan perut, penting itu. Soal bersih atau enggak bersih kan kita juga sudah bayar di sini," ujar dia.

Pengelola Gelora Bung Karno, Tubani, 35 tahun, menyatakan pengelolaan kebersihan selepas kampanye memang menjadi tanggung jawab pihaknya. Namun, menurut dia, tak ada salahnya mengurangi beban pekerja untuk membersihkan stadion yang juga jadi ikon sepak bola nasional itu.

M. ANDI PERDANA

Terpopuler:
Apa Dasar PM Najib Sebut Seluruh Penumpang MH370 Tewas?
Dokter Tentara Dikeroyok 9 Perwira TNI AU di Yogya
Puing MH370 Ada di Celah Gunung Api Bawah Laut

Iklan


Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Angka Keramat Nawacita

28 April 2015

Angka Keramat Nawacita

Pemilihan Presiden Juli 2014 lalu menjadi etos baru bagi rakyat untuk menentukan calon pemimpinnya. Bagi saya dan sebagian pemilih Jokowi, yang untuk pertama kalinya memilih dalam pemilihan, karena sebelumnya golongan putih, ada motif yang menggerakkan kami. Salah satu motif itu adalah janji kampanye Jokowi yang bertitel Nawacita.


Pemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya  

17 Desember 2014

Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla mengacungkan tiga jari saat konferensi pers di rumah dinas Gubernur, Jakarta (21/8). Dalam Konferensi pers Jokowi mengapresiasi keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak semua gugatan atas sidang sengketa perselisihan hasil pemilu presiden. Tempo/Aditia Noviansyah
Pemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya  

Kemitraan menemukan suap dalam pemungutan suara.


Obor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi

5 Agustus 2014

Pemimpin Redaksi Tabloid Obor Rakyat, Setiyardi Budiono (kanan) didampingi Pengacaranya, Hinca Panjaitan (kiri) tiba memenuhi panggilan pemeriksaan di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin 23 Juni 2014. Setelah mangkir pada pemeriksaan perdana, hari ini Setiyardi hadir untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Obor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi

Keterangan Jokowi diperlukan agar kasus pengaduan tabloid Obor Rakyat dapat diproses lebih lanjut


Ahok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal

9 Juli 2014

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyatakan mendukung Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo maju sebagai capres 2014 kepada wartawan di Balaikota, Jakarta Pusat, Jakarta (14/3). Dalam keterangannya Ahok menyatakan siap menggantikan posisi Gubernur dan mendukung pencalonan Jokowi sebagai presiden dari partai PDI-P. ANTARA/Muhammad Adimaja
Ahok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal

Dengan memilih, Ahok berujar, kemungkinan warga merasakan penyesalan jauh lebih kecil ketimbang mengabaikan haknya.


Ribuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi  

8 Juli 2014

Ribuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi  

Setiap kelurahan terdapat sekitar 100 DPT ganda.


Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat  

6 Juli 2014

Calon presiden nomor urut dua Joko Widodo mengacungkan jari membentuk simbol
Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat  

Secara keseluruhan, Jokowi-Kalla dipercakapkan hingga 64.297 kali, jauh mengungguli Prabowo-Hatta.


Hatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura  

5 Juli 2014

Hatta Rajasa. TEMPO/Aditia Noviansyah
Hatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura  

Hatta hanya tersenyum pahit dan enggan melanjutkan pertanyaan.


Pendukung Jokowi Bagikan Obor Rahmatan Lil Alamin  

5 Juli 2014

Tabloid Obor Pro Jokowi Beredar di Garut
Pendukung Jokowi Bagikan Obor Rahmatan Lil Alamin  

Selain tabloid, mereka juga membagikan jadwal puasa Ramadan dan pin bergambar Jokowi-JK.


Tabloid Sapujagat Serang Jokowi Lewat Isu Komunis  

5 Juli 2014

Capres, Joko Widodo menyampaikan orasinya pada kampanye terbuka bersama Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di lapang Tegalega, Bandung, Jawa Barat. 3 Juli 2014. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Tabloid Sapujagat Serang Jokowi Lewat Isu Komunis  

Sapujagat sebenarnya bukan media baru. Tabloid 16 halaman yang berkantor di Jalan Makam Peneleh Nomor 39, Surabaya, itu sudah muncul sejak awal 2000.


Kampanye Hitam Juga Serang Kampung Deret

5 Juli 2014

Anak anak kecil bersalaman dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo usai meresmikan kampung deret di Petogogan, Jakarta Selatan (3/4). Sebanyak  123 unit rumah warga yang direhab di RW 03 dan 05, kini siap di huni dengan berbagai fasilitas seperti taman dan wifi gratis. TEMPO/Dasril Roszandi
Kampanye Hitam Juga Serang Kampung Deret

Dukungan warga terbelah diantara dua calon presiden di sejumlah sudut Jakarta.