TEMPO.CO, Bogor - Mensejahterakan kaum disabilitas menjadi impian Dedi Santoso. Mulai dari menyiapkan ruang interaksi, hingga membuat kursus keterampilan khusus bagi penyandang difabel. Untuk merealisasikan mimpinya, pria yang biasa berjualan kue basah di Jalan Suryakencana itu maju sebagai calon anggota legislatif untuk menduduki kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor 2024-2029.
"Keterbatasan ini bukan penghalang bagi saya. Niat saya, ingin mengabdikan diri dan membantu warga Kota Bogor. Khususnya kaum difabel seperti saya. Itu yang prioritas saya perjuangkan," kata Dedi di lapak jualannya, Kota Bogor. Selasa, 23 Januari 2024.
Jika kelak terpilih sebagai Anggota Legislatif Kota Bogor, Dedi ingin memfasilitasi ragam kegiatan dan kursus keahlian bagi kaum difabel sesuai dengan keahliannya. Juga, dirinya ingin memperjuangkan ruang dan tempat bagi difabel yang lebih representatif dalam mengais rezeki atau bekerja.
"Saya ingin memperjuangkan program dan kursus khusus bagi penyandang difabel, agar mereka mampu bersaing dalam dunia kerja atau mengais rezeki meski dengan keterbatasan. Contoh,kita bisa jadikan mereka pelaku UMKM melalui kursus keterampilan. Terus kita latih dan asah kemampuan mereka dengan tujuan mereka bisa mendapat pekerjaan dengan kemampuannya," kata Dedi.
Hal unik bagi pria kelahiran kebon Jukut, Kota Bogor ini, selain ciri khasnya menggunakan ikat kepala, Dedi juga melakukan kampanyenya sambil berjualan kue. Ya, Dedi sadar akan keterbatasannya, sehingga dia maju sebagai caleg dari Partai Nasional Demokrat (NasDem) di daerah pemilihan satu, tempatnya tumbuh besar dan berjualan kue setiap harinya.
"Ya, (berkampanye) di sini aja sambil jualan. Kita tidak bisa seperti yang lain, salah satunya mungkin saat jalan, itu sulit bagi saya. Tapi keterbatasan ini justru saya jadikan motivasi dan menunjukkan bahwa semua orang bisa melakukan dan mewujudkan mimpinya. Jujur, saya bercita-cita jadi politisi sejak duduk di bangku SD," ucap Dedi.
Dedi menceritakan, lapak jualannya selain menjadi tempat dirinya berkampanye dan menyampaikan visi misinya sebagai caleg, rupanya dengan berjualan kue basah Dedi mampu mewujudkan cita-cita dua anaknya menjadi sarjana.
"Dengan kemauan, doa dan ikhtiar, pastinya semua mungkin terwujud. Doakan dalam pileg ini juga saya dapat terpilih menjadi dewan pertama dari penyandang disabilitas," kata Dedi.
Pilihan Editor: Hanya 35 Persen Tercatat Pemilih Difabel, Aksesibilitas TPS Mengkhawatirkan