Sebelumnya, lembaga survei Indikator memprediksi PSI tak lolos ke parlemen pada Pemilu 2024. Hasil survei lembaga itu menyebutkan tingkat keterpilihan PSI hanya sebesar 0,8 persen. Survei ini memakai metode multistage random sampling. Jumlah sampel basis sebanyak 1.200 orang, yang berasal dari seluruh provinsi, dan terdistribusi secara proporsional.
Selain PSI, menurut survei itu, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pun terancam tak lolos ke parlemen karena elektabilitas kedua partai politik itu berada di bawah ambang batas parlemen sebesar empat persen. PAN peroleh elektabilitas sebesar 3,4 persen, sementara PPP hanya memperoleh 1,6 persen.
Tanggapan dari PSI
Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, menanggapi santai hasil survei itu. Pasalnya, menurut dia, survei Indikator tersebut dilakukan pada 25 Agustus-3 September atau sebelum Kaesang menjabat sebagai ketua umum.
"Artinya belum mencerminkan dinamika politik di atas 3 September," kata dia, pada Ahad, 1 Oktober 2023.
Grace menjelaskan, kader partai itu akan bekerja keras mendongkrak elektabilitas yang masih seret. Dia optimistis PSI memiliki waktu menaikan popularitas partai tersebut.
"Mohon doa agar perjuangan anak-anak muda kali ini akan tembus ke Senayan," ujarnya.
Saat ditanya perihal strategi partai bekerja mendulang suara nanti, Grace hanya menjawab isi perintah Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep.
"Kalau Pak Jokowi kan kerja tiga kali, Mas Bro Ketum bilang, kami harus kerja tujuh kali," tutur dia.