PDIP menghadapi KIM+. PDIP disebut harus pintar memainkan mesin politik untuk dapat mengalahkan koalisi ini.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menghadapi Koalisi Indonesia Maju plus (KIM+), koalisi gemuk yang berisi koalisi awal Prabowo-Gibran serta partai politik lainnya, di berbagai wilayah pada Pilkada 2024. PDIP disebut harus pintar memainkan mesin politik untuk dapat mengalahkan koalisi ini.
Efek putusan MK
Awalnya, rencana KIM+ adalah untuk mengusung calon tunggal di berbagai daerah. Namun, rencana itu kandas dengan putusan MK yang menurunkan ambang batas pencalonan kepala daerah. Dengan aturan yang baru, PDIP memenuhi persyaratan untuk mengusung jagoan mereka tanpa harus masuk koalisi besar.
Berdiri sendiri
PDIP berkoalisi dengan partai-partai kecil di berbagai daerah. Namun, mereka juga dapat berdiri sendiri di beberapa daerah seperti:
- Papua: Benhur Tomi Mano - Yermias Bisai
- Sulawesi Utara: Steven Kandouw - Alfred Denny Djoike Tuejeh
- Jawa Barat: Jeje Wiradinata - Ronal Sunandar Surapradja
- Jawa Tengah: Andika Perkasa - Hendrar Prihadi
- Lampung: Arinal Djunaidi - Sutono
- Sumatera Selatan: Eddy Santana Putra - Rizki Aprilia
Harus efektif
Pengamat politik mengatakan PDIP harus efektif jika ingin mendapatkan hasil yang bagus dalam Pilkada ini. Peneliti dari Politik Populi Center, Usep Saepul Ahyar, mengatakan bahwa PDIP masih mempunyai peluang besar untuk menang karena mengusung calon inkumben. Ini karena calon inkumben memiliki pengalaman besar dan juga basis konstituen di daerah tersebut.
Partai masih percaya diri
Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Adian Napitupulu mengatakan partainya optimistis bakal menang meski harus bertanding sendiri. Hal ini dia katakan dalam konteks kontestasi Pilkada di Bogor dimana PDIP melawan kandidat yang diusung oleh koalisi 17 partai politik.
“Menurut saya, ketika PDIP tidak bergabung dan maju sendiri, dia menyelamatkan demokrasi sehingga tidak ada kotak kosong,” ujar Adian saat Rapat Kerja Cabang Khusus di Cibinong, Kabupaten Bogor pada Ahad, 1 September 2024.
KRISNA PRADIPTA | SUMBER DIOLAH TEMPO