TEMPO.CO, Bandung - Sebanyak empat calon wakil rakyat duduk dengan kostum serbaputih dan dibalut kain kafan seperti pocong. Mereka berniat disumpah sebelum mencalonkan diri. Namun mereka kabur begitu pembacaan sumpah dimulai. Seorang calon bahkan sampai meninggal saat mulai bersumpah.
Semua itu bukan kisah nyata, melainkan lakon yang dimainkan sekelompok pemain teater di Bandung, Sabtu, 22 Maret 2014, di gedung Bale Rumawat Universitas Padjadjaran. Pemainnya antara lain sutradara sekaligus aktor teater kawakan Yusef Muldiana dan Deddy Koral.
Ceritanya, sebelum menjadi wakil rakyat, mereka ingin disumpah pocong oleh para pemilihnya. Tujuannya untuk mencegah mereka agar tidak korupsi. Seorang calon bernama Janggo, yang lahir dari orang tua asal Cikajang dan Cibogo, jadi orang pertama yang diambil sumpahnya. Beraksen Tionghoa karena mengaku besar di Jalan Pecinan, Bandung, ia rebah di lantai dengan kostum pocongnya.
"Saya bersumpah, jika saya terpilih menjadi caleg, saya berani hidup miskin asalkan rakyat sejahtera," katanya mengikuti ucapan pengambil sumpah. Tiba-tiba ia bangkit dan membatalkan sumpah itu. Calon wakil rakyat kedua, seorang perempuan, juga urung. Adapun calon ketiga berani mengambil sumpah di lubang makam untuk menunjukkan keseriusannya menjadi wakil rakyat yang jujur.
Tiap kali pengambil sumpah bertanya sambil membacakan kalimat sumpah sepotong-potong, calon ketiga tersebut menjawab dengan kalimat takbir dan tauhid. Terakhir, saat ditanya apakah mendengar sumpah yang dibacakan, terdengar suara dari alam kubur, "Man robbuka (siapa Tuhan-mu)?" Calon ketiga itu rupanya langsung mati di liang lahat.
Teater yang kental humor itu mengiringi orasi sumpah pocong Yesmil Anwar. Penyair yang juga dosen Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran tersebut mengatakan sumpah pocong merupakan cara alternatif agar orang takut berbuat korupsi. "Sumpah pocong sudah lama dianut masyarakat dan menjadi aturan hukum," katanya.
Pertunjukan tersebut menyemarakkan kampanye Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama seniman di Bandung hari ini bagi kalangan mahasiswa, yang bertemakan memilih wakil rakyat jujur. Sepanjang acara, kampanye mengalir lewat pertunjukan musik, puisi oleh Iman Soleh, paparan korupsi dari Tisna Sanjaya yang sekaligus melukis, dan ditutup oleh lagu-lagu Iwan Fals oleh penggemarnya di komunitas Orang Indonesia (OI) Bandung.
ANWAR SISWADI
Baca:
Sindir Capres Lain, Prabowo: Kau Pembohong!
Video Ical-Duo Zalianty Diambil Sekitar 2010-2011
Jokowi: Saya itu Ndeso, Miskin Koneksi
Mega Beberkan Alasannya Pilih Jokowi