Tekan Golput, KPU Targetkan Partisipasi Pemilih 77,5 Persen

Rabu, 20 Maret 2019 20:48 WIB

Ilustrasi Golput. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta-Komisi Pemilihan Umum menargetkan tingkat partisipasi masyarakat di Pemilu 2019 sebesar 77, 5 persen. Komisioner KPU Ilham Saputra mengatakan pihaknya terus melakukan sosialisais bahwa pemilih yang memenuhi syarat datang ke tempat pemungutan suara (TPS).

Saat ini, kata dia, jajaran KPU, khususnya relawan demokrasi, telah melakukan sosialisasi yang masif agar pemilih datang ke TPS. "Memilih pemimpin yang baik, kemudian pentingnya memilih seperti apa, kita sampaikan kepada mereka (pemilih)," ujar Ilham di Kantor KPU, Rabu, 20 Maret 2019.

Baca: Warga Minim Informasi, LSI Denny JA Prediksi Golput Meningkat

Model sosialiasi, kata Ilham, juga dengan menyampaikan ke pemilih untuk membawa formulir C6 ke TPS. Informasi mengenai surat suara sah dan tidak sah juga penting diberitahukan. "Itu penting diketahui masyarakat," ucapnya.

Menurut dia konsep lainnya yakni sosialisasi dengan film. Selain itu juga tatap muka langsung dengan pemilih. "Ini dilakukan relawan demokrasi juga, mereka datang ke kantong-kantong suara masyarajat." Relawan demokrasi, kata Ilham, sudah ada basisnya di setiap kabupaten dan kota. "Mereka bekerja terkait sosialisaai tentang kepemiluan," ucap dia.

Ilham meminta peserta pemilu untuk aktif menekan jumlah golput yang tinggi. Sebetulnya yang diuntungkan jika partisipasi meningkat adalah peserta pemilu. "Tentu saja peserta pemilu harus melakukan kampanye yang baik, mengajak masyarakat ke TPS, bukan kemudian lakukan kampanye yang negatif. Karena kampanye negatif mungkin saja jadi penyebab golput tadi," kata Ilham.

Kampanye dalam bentuk rapat umum, ujar Ilham, diharapkan bisa menekan jumlah golput yang diprediksi tinggi. Rapat umum sebagaimana diatur di undang-undang dibuat untuk memberikan kesempatan kepada pasangan calon dan partai politik untuk melakukan kampanye agar kemudian bisa memilih mereka.

Sebelumnya, Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Ikrama Masloman, memprediksi angka golput akan meningkat di pemilihan presiden 2019. Prediksi itu berdasarkan hasil sigi LSI yang menunjukkan kurang lebih sebulan menjelang pemilihan presiden 2019, pemilih yang tahu pelaksanaan pilpres akan dilaksanakan pada bulan April 2019 hanya sebesar 65,2 persen.

Simak: Slank Bicara Golput di Pemilu: Seksi atau Cemen?

Ikrama mengatakan minimnya pengetahuan masyarakat akan informasi waktu pelaksanaan pencoblosan sangat mempengaruhi besar-kecilnya golput. Berdasar riset LSI, mereka yang tahu bahwa pilpres akan dilaksanakan 17 April 2019 sebesar 75,8 persen bisa menjawab dengan benar.

"Artinya jika ditotal secara populasi, hanya 49,4 persen dari pemilih Indonesia yang terinformasi dan menjawab dengan benar bahwa pelaksanaan pilpres dan pileg dilangsungkan pada tanggal 17 April 2019," ujar Ikrama di kantornya, Jalan Pemuda, Jakarta Timur pada Selasa, 19 Maret 2019.

IRSYAN HASYIM

Berita terkait

PKB Ajukan Gugatan Sengketa Pileg karena Kehilangan Satu Suara di Halmahera Utara, Ini Alasannya

6 jam lalu

PKB Ajukan Gugatan Sengketa Pileg karena Kehilangan Satu Suara di Halmahera Utara, Ini Alasannya

Dalam sidang sengketa Pileg, PKB meminta KPU mengembalikan suara partainya yang telah dihilangkan.

Baca Selengkapnya

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

9 jam lalu

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

Prabowo-Gibran diminta memperhatikan komposisi kalangan profesional dan partai politik dalam menyusun kabinetnya.

Baca Selengkapnya

PPP Minta Dukungan PKB di Sidang Sengketa Pileg, Muhaimin Siapkan Ini

16 jam lalu

PPP Minta Dukungan PKB di Sidang Sengketa Pileg, Muhaimin Siapkan Ini

PPP menyatakan gugatan sengketa Pileg 2024 dilayangkan karena menilai ada kesalahan pencatatan suara di KPU.

Baca Selengkapnya

Gerindra Tuding KPU Gelembungkan Suara NasDem di 53 Kecamatan Jawa Barat

16 jam lalu

Gerindra Tuding KPU Gelembungkan Suara NasDem di 53 Kecamatan Jawa Barat

Partai Gerindra menuding KPU menggelembungkan suara Partai NasDem di 53 kecamatan di Majalengka dan Subang, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Mardiono Sebut Gugatan PPP ke MK karena KPU Salah Catat Jumlah Suara

1 hari lalu

Mardiono Sebut Gugatan PPP ke MK karena KPU Salah Catat Jumlah Suara

PPP menilai terdapat perbedaan perhitungan suara versi PPP dengan KPU.

Baca Selengkapnya

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Calegnya di Papua Tengah Pindah ke PDIP

1 hari lalu

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Calegnya di Papua Tengah Pindah ke PDIP

PPP meminta MK agar memerintahkan KPU untuk melakukan penghitungan suara ulang atau PSU di Kabupaten Paniai.

Baca Selengkapnya

Safari Politik Prabowo Usai KPU Menetapkan sebagai Presiden Terpilih

1 hari lalu

Safari Politik Prabowo Usai KPU Menetapkan sebagai Presiden Terpilih

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melakukan safari politik setelah ditetapkan KPU sebagai presiden terpilih Pilpres 2024. Ke mana saja?

Baca Selengkapnya

Jawaban Anies Baswedan dan Ganjar Soal Kemungkinan Bergabung dalam Kabinet Prabowo-Gibran

1 hari lalu

Jawaban Anies Baswedan dan Ganjar Soal Kemungkinan Bergabung dalam Kabinet Prabowo-Gibran

Setelah putusan MK yang menolak keputusan kubu Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, akankah mereka kemudian gabung di kabinet Prabowo-Gibran?

Baca Selengkapnya

Pesan DKPP kepada KPU dan Bawaslu Jelang Pilkada 2024 Serentak

1 hari lalu

Pesan DKPP kepada KPU dan Bawaslu Jelang Pilkada 2024 Serentak

KPU akan mendapatkan Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) untuk Pilkada 2024 dari Kemendagri pada 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Intip Strategi PPP Hadapi Sidang Sengketa Pileg di MK Hari Ini

1 hari lalu

Intip Strategi PPP Hadapi Sidang Sengketa Pileg di MK Hari Ini

PPP mengungkapkan telah mempersiapkan strategi untuk menghadapi sidang sengketa pileg di MK hari ini. Apa saja strateginya?

Baca Selengkapnya