Di depan Caleg Demokrat, SBY Beberkan Tiga Tantangan Pemilu 2019

Sabtu, 10 November 2018 11:04 WIB

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memberikan pembekalan kepada pembekalan calon legislatif DPR RI Partai Demokrat di Hotel Sultan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, pada Sabtu, 10 November 2018. TEMPO/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan kader-kader partainya tengah menghadapi tiga tantangan dalam pemilihan umum (Pemilu) 2019. Menurut SBY, tantangan bagi calon legislatif saat ini jauh lebih berat ketimbang pemilu sebelumnya pada 2014.

Baca: Alasan Andi Arief Unggah Video SBY Bermain Gitar di Twitter

"Pertama, Pemilu 2019 dilaksanakan serentak. Pilpres dilakukan bersamaan dengan pileg," ujar SBY dalam pembekalan calon legislatif DPR RI Partai Demokrat di Hotel Sultan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, pada Sabtu, 10 November 2018.

Momentum barengnya pilpres dan pileg ini akan menguntungkan partai-partai yang memiliki calon presiden. SBY menyebut dua nama partai penaung capres, yakni Partai Gerindra dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), akan meraup keuntungan itu. Gerindra memiliki capres Prabowo Subianto dan PDIP memiliki Joko Widodo.

Elektabilitas dua partai ini, kata dia, akan meroket. Hal itu tercermin dari survei-survei yang dirilis sejumlah lembaga. Terakhir, misalnya, Indopolling. Indopolling mengatakan PDIP dan Gerindra paling unggul di Jawa Barat. Survei lain, yakni Lingkaran Survei Indonesia (LSI), mengatakan PDIP berpotensi menang di 10 daerah dengan suara terbanyak, diikuti Gerindra.

SBY membenarkan hasil survei yang diluncurkan baru-baru ini. Menurut mantan Presiden RI itu, temuan lembaga-lembaga sigi ini nyata dan sesuai dengan realitas. Lantas, SBY pun mengakui bahwa suara untuk partai-partai politik yang tidak memiliki capres, seperti Demokrat, akan anjlok.

<!--more-->

Tantangan kedua, ujar SBY, ialah sistem penghitungan suara teranyar, yakni Sainte Lageue. Saint Lageue tak pelak cuma akan menguntungkan partai-partai yang memiliki capres.

Metode penghitungan suara termutakhir ini sebelumnya telah diatur dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Dalam Undang-undang itu dikatakan, partai politik harus memenuhi 4 persen jumlah suara
dari ambang batas parlemen. Setelahnya, partai yang sudah memenuhi ambang batas parlemen akan mengkonversi suara menjadi kursi di DPR.

<!--more-->

"Tantangan ketiga ialah sistem presidential threshold yang mengacu Pemilu 5 tahun lalu," kata SBY. Sistem ini memungkinkan partai politik mencalonkan presiden dan wakil presiden jika partainya menduduki setidaknya 20 persen kursi di dewan. SBY menilai nalar sistem ini akan memalangkan partai-partai kecil. Ia pun mengatakan idealnya presidential threshold dalam Pemilu serentak ialah 0 persen.

Baca:Politikus Demokrat Ceritakan Kesibukan SBY Kampanye Senyap

Meski demikian, SBY mengimbau kader partainya tak melempem. Ia berbagi tip, bila kader mengikuti pembekalan dengan optimal, mereka akan siap melenggang dalam Pemilu 2019. "Insya Allah jalan akan terbuka lebar," ujar SBY.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo, Politikus Demokrat Anggap Penguatan Koalisi

23 jam lalu

Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo, Politikus Demokrat Anggap Penguatan Koalisi

Menurut Herman, bergabungnya NasDem menandakan koalisi Prabowo-Gibran semakin kuat dan penting untuk membangun kebersamaan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

23 jam lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

1 hari lalu

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang mengatakan, badan Adhoc Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), harus diseleksi lebih ketat dan terbuka untuk menghindari politik transaksional.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

1 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

1 hari lalu

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

Pakar Hukum Universitas Andalas atau Unand memberikan tanggapan soal putusan MK dan dissenting opinion.

Baca Selengkapnya

Reaksi KIM Soal Peluang Parpol Lain Gabung Koalisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

1 hari lalu

Reaksi KIM Soal Peluang Parpol Lain Gabung Koalisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

Gerindra menyatakan Prabowo selalu berpesan satu musuh terlalu banyak, seribu kawan terlalu sedikit.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

1 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya

Prabowo Berpeluang Tambah Anggota Koalisi Pemerintah, Demokrat: Kami Dukung

2 hari lalu

Prabowo Berpeluang Tambah Anggota Koalisi Pemerintah, Demokrat: Kami Dukung

Partai Demokrat akan mengikuti keputusan presiden terpilih Prabowo Subianto jika ingin menambah partai politik dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Baca Selengkapnya

Soal Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran, Demokrat Utamakan AHY

2 hari lalu

Soal Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran, Demokrat Utamakan AHY

Herzaky mengatakan Partai Demokrat akan mengutamakan AHY untuk menjadi menteri di kabinet Prabowo-Gibran mendatang.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bakal Bentuk Kementerian Baru, Demokrat: Itu Kebutuhan, Bukan Bagi-bagi Kue

2 hari lalu

Prabowo Bakal Bentuk Kementerian Baru, Demokrat: Itu Kebutuhan, Bukan Bagi-bagi Kue

Partai Demokrat menegaskan langkah Prabowo yang akan menempatkan orang berdasarkan kebutuhan itu bukan sebagai bentuk politik bagi-bagi kue.

Baca Selengkapnya