Survei LSN: Prabowo Ungguli Jokowi  

Editor

Juli Hantoro

image-gnews
Perwakilan massa dari Jaringan Pemuda Progresif (JPP) dan aliansi tukang ojeg se-Jabotabek, meneriakan slogan saat mendukung kemenagan calon Presiden Prabowo-Hatta di Bundaran Hotel Indonesia, Thamrin, Jakarta (11/6). Dalam orasinya mereka mengajak seluruh elemen bangsa untuk tidak golput dan menggunakan hak pilihnya dengan baik. Tempo/Aditia Noviansyah
Perwakilan massa dari Jaringan Pemuda Progresif (JPP) dan aliansi tukang ojeg se-Jabotabek, meneriakan slogan saat mendukung kemenagan calon Presiden Prabowo-Hatta di Bundaran Hotel Indonesia, Thamrin, Jakarta (11/6). Dalam orasinya mereka mengajak seluruh elemen bangsa untuk tidak golput dan menggunakan hak pilihnya dengan baik. Tempo/Aditia Noviansyah
Iklan

TEMPO.COJakarta - Lembaga Survei Nasional (LSN) memperkirakan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa bakal menang dalam pemilu presiden 2014. Perkiraan itu berdasarkan survei lembaga ini yang menyebut elektabilitas Prabowo-Hatta mengalahkan elektabilitas pesaingnya, yakni Joko Widodo-Jusuf Kalla.

"Survei kami 46,3 persen memilih Prabowo-Hatta dan 38,8 persen memilih Jokowi-JK. Sisanya 14,9 persen belum punya pilihan," kata Dipa Pradipta, peneliti LSN, saat menggelar jumpa pers di Le Meridien Hotel, Jakarta, Kamis, 12 Juni 2014. (Baca:Survei: Jokowi Unggul di 4 Kota, Prabowo di 3 Kota)

LSN digelar cukup singkat, yakni pada 1-8 Juni 2014 di 34 provinsi se-Indonesia. Survei yang melibatkan 1.070 responden itu dilakukan dengan metode wawancara dengan kuisioner. LSN mengklaim hanya memiliki tingkat kesalahan 3 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Hasil survei itu, kata Gema Nusantara, peneliti LSN lainnya, diperoleh setelah melihat elektabilitas Jokowi-JK yang hanya menang di Jawa Tengah, daerah yang merupakan basis PDI Perjuangan, partai pengusungnya. Di daerah lainnya Jokowi-JK kalah telak. "Jawa Tengah 47,5 persen memilih Jokowi-JK dan 43,3 persen ke Prabowo-Hatta," katanya. (Baca:Cyrus: Angka Pemilih Kritis 5 Persen)

Gema mengatakan ada tiga faktor yang menyebabkan tingkat keterpilihan Jokowi-JK rendah dibanding Prabowo-Hatta. Publik dianggap jenuh terhadap figur Jokowi yang tidak berhenti diangkat oleh media massa bak manusia setengah dewa.

Iklan
image-banner
Scroll Untuk Melanjutkan

Kemudian, mesin partai pendukung Jokowi-JK tidak bekerja optimal mengusung mereka. Bahkan, publik dianggap mulai meragukan kapabilitas Jokowi karena menunjukkan penampilan yang tidak mengesankan. "Misalnya pada pengundian nomor urut dan deklarasi damai," ucapnya.

TRI SUHARMAN

Berita Terpopuler:
Ditinggal Jokowi, Ahok: Tanganku Pegal
Ada Gunung Bertuah, Bandara Kulon Progo Ditolak
Mau Dicopot Ahok, Kepala UPT Monas Pasrah


Iklan


Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar
Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.


DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

Wakil Ketua Komisi II DPR RI Saan Mustofa
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.


Aksi Romy PPP di Kubu Jokowi: Dekati Ulama, Tepis Isu Obor Rakyat

17 Maret 2019

Ketum PPP Romahurmuziy mengenakan rompi tahanan seusai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Sabtu 16 Maret 2019. Ketum PPP Romahurmuziy bersama Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Gresik Muhammad Muafaq Wirahadi dan Kakanwil Kemenang Jawa Timur Haris Hasanuddin ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap terkait seleksi pengisian jabatan pimpinan tinggi di Kementerian Agama (Kemenag). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Aksi Romy PPP di Kubu Jokowi: Dekati Ulama, Tepis Isu Obor Rakyat

Pada pertengahan Desember 2018, Romy PPP menguak fakta-fakta di balik terbitnya tabloid Obor Rakyat pada pilpres 2014.


Siapa Konsultan Asing Prabowo? Kubu Jokowi Sebut Nama Ini

6 Februari 2019

Calon presiden Prabowo Subianto menyampaikan sambutan di lokasi akhir jalan sehat relawan Roemah Djoeang di lapangan sepak bola Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 2 Januari 2019. TEMPO/Budiarti Utami Putrim
Siapa Konsultan Asing Prabowo? Kubu Jokowi Sebut Nama Ini

Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga Uno membantah tengara kubu Jokowi soal keterlibatan konsultan asing dalam pemilihan presiden kali ini.


Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Ketua DPR Setya Novanto melambaikan tangan sembari tertawa usai mengikuti Rapat Paripurna di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 15 Maret 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.


Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Putera sulung mantan Presiden SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (tengah) menyerahkan piala kepada Ketua Pelaksana Kejuaraan Asia Karate SBY Cup XIV Jackson AW Kumaat (keempat kiri) di Jakarta, 25 Februari 2017. ANTARA FOTO
Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini


Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Presiden Joko Widodo memberi pernyataan usai Rapim TNI, didampingi Menkopolhukam Wiranto, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Cilangkap, 16 Januari 2017. TEMPO/Yohanes Paskalis
Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.


Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Susilo Bambang Yudhoyono membacakan pidato politiknya usai ditetapkan menjadi ketum periode 2015-2020 dalam penutupan Kongres Demokrat di Surabaya, 13 Mei 2015. Dalam pidato politiknya SBY membacakan 10 rekomendasi hasil kongres untuk landasan kerja selama lima tahun kedepan. TEMPO/Nurdiansah
Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.


Konflik Golkar dan PPP Bawa Efek Berantai  

14 Desember 2014

Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, bersama Presiden PKS Anis Matta, Ketum Partai Golkar Aburizal Bakrie, ketua Dewan Pertimbangan Golkar Akbar Tanjung dan Ketum PPP Suryadharma Ali, menggelar acara syukuran Koalisi Merah Putih di Masjid Al-Bakrie, Jakarta, 10 Oktober 2014.  Syukuran ini diadakan setelah KMP berhasil memenangkan kursi pimpinan DPR dan MPR. TEMPO/Imam Sukamto
Konflik Golkar dan PPP Bawa Efek Berantai  

Perebutan legitimasi ini juga berpeluang merembet.


Kubu Prabowo: Pemerintah Intervensi Konflik Partai  

9 Desember 2014

Desmon J. Mahesa
Kubu Prabowo: Pemerintah Intervensi Konflik Partai  

Konflik terjadi di PPP dan Golkar.