TEMPO.CO , Jakarta - Koordinator Penggalangan Buruh Dalam dan Luar Negeri untuk pemenangan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla, Rieke Dyah Pitaloka, mengecam ulah sejumlah bintara pembina desa (babinsa) yang mengintimidasi warga untuk memilih pasangan tertentu. "Kalau itu benar, jelas merugikan kami," ujarnya, Kamis, 5 Juni 2014.
Praktek intimidasi dilaporkan sejumlah warga di Jakarta Pusat. Mereka didatangi oleh petugas babinsa yang mengaku sedang mendata dan memperbaiki daftar pemilih. Mereka menggiring warga untuk memilih pasangan calon presiden-wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam perhelatan pilpres 9 Juli mendatang. (Baca:Ada Laporan Anggota TNI Berkampanye untuk Partai)
Menurut Rieke, temuan itu perlu diusut Badan Pengawas Pemilu. Bahkan polisi juga bisa ikut terjun menanganinya lantaran kasus itu punya muatan kekerasan yang bersifat intimidatif. (Baca: Menhan Bantah Ada Jenderal Aktif Dukung Capres)
"Sudah tidak zamannya lagi menekan masyarakat. Mereka harus dididik memilih pasangan yang sesuai dengan hati nurani mereka," kata Rieke. (Baca: Kodam Jaya Kirim 99 Motor ke Kodim 0506 untuk Pengamanan Pemilu)
RIKY FERDIANTO
Terpopuler:
Putri Jepang Lepas Gelar Demi Nikahi Pria Biasa
Kuburan 796 Anak Ditemukan di Septic Tank Gereja
Menteri Suswono Sebut Dua Kader PKS Terima Duit
Penyerang Umat Katolik Bawa Samurai dan Penyetrum