TEMPO.CO, Jakarta - Sejak beberapa hari lalu, di media sosial beredar gambar surat edaran bagi karyawan Media Nusantara Citra Group agar hadir di kampanye Partai Hanura di Gelora Bung Karno, Sabtu, 5 April 2014. Calon Wakil Presiden Hanura, Hary Tanoesoedibjo, adalah Direktur Utama MNC Group sejak 2004. Sebetulnya berapa banyak pegawai MNC yang bakal datang ke kampanye, dan berapa suara yang bisa digaet Hanura dari para pekerja MNC itu?
Dalam laporan tahunan MNC tahun 2012, tercatat ada 6.368 pegawai bekerja di perusahaan itu. Tak semuanya bekerja di Jakarta, tapi mari asumsikan mereka ada di Jakarta dan datang ke Gelora Bung Karno hari ini. Jika mereka membawa pasangannya dan satu anak berusia di atas batas umur 17 tahun, maka setidaknya ada 19.104 orang dari MNC yang datang ke kampanye Hanura. Tapi apakah mereka bakal memilih Hanura?
"Kemungkinan tidak. Karena Hanura dan MNC tidak punya alat untuk mengontrol apa yang mereka pilih di bilik suara," ujar pengamat politik Andrinof Chaniago via telepon, Sabtu, 5 April 2014. "MNC kan enggak bisa buka TPS (Tempat Pemungutan Suara) sendiri." (Baca:MNC Anggap Wajar Karyawan Diundang Kampanye Hanura)
Menurut dia, kalaupun semua pegawai MNC dan keluarganya memilih Hanura, jumlah suara yang bisa diraup tidaklah besar. "Potensinya kecil," kata Andrinof.
Ia berpendapat kalau betul surat edaran itu mewajibkan semua karyawan MNC untuk hadir ke kampanye Hanura, sejatinya tak ada hukum yang dilanggar. Sebab, pekerja MNC bukanlah pegawai negeri. Jadi, surat itu sekadar urusan internal antara pegawai MNC dengan bosnya. (Baca:Hary Tanoe Janjikan Gaji Rp 12 juta per Bulan)
Masalahnya, ujar Andrinof, bocornya surat itu berdampak negatif bagi Hanura. "Karena mobilisasi dengan menggunakan kekuasaan birokrasi perusahaan itu tidak wajar. Kalau persuasi secara halus, tidak apa-apa," tuturnya.
Dia menilai surat tersebut menurunkan elektabilitas Hanura, yang selama ini pun tak terlalu mentereng. "Surat itu jadi mengurangi simpati dari pemilih yang belum menentukan pilihan," ucap Andrianof.
Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Hati Nurani Rakyat, Arya Mahendra Sinulingga, telah membenarkan surat itu memang ada. Namun, Arya yang juga menjabat juru bicara MNC Group itu mengklaim sifat surat tersebut hanya imbauan. "Tidak wajib dan tak ada sanksi jika tak datang," katanya. (Baca:Bawaslu Akan Panggil Tiga Partai Peserta Pemilu)
BUNGA MANGGIASIH