TEMPO.CO, Jakarta - Tim dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang mencari calon pendamping Jokowi memasukkan politikus, pengusaha, dan perwira tinggi militer dalam daftar. Sejumlah tokoh gencar melobi. Hatta Rajasa, misalnya, diam-diam menyambangi rumah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Jumat malam akhir bulan lalu. Ketua Umum Partai Amanat Nasional ini berniat menjajaki koalisi kedua partai. Caranya, menduetkan Joko Widodo, yang ketika itu hampir pasti menjadi calon presiden dari partai Mega, dengan Hatta.
Wakil Sekretaris Jenderal PAN Teguh Juwarno membenarkan pertemuan ini. Namun ia tidak mengetahui materi pembicaraannya. “Mungkin masih rahasia sehingga tidak disampaikan ke pengurus pusat,” kata Teguh, Kamis pekan lalu. Hatta mengakui berkomunikasi dengan Megawati untuk menjajaki kemungkinan koalisi. Soal berpasangan dengan Jokowi, ia mengatakan, “Tergantung hasil pemilu legislatif.” (Baca juga: Hatta Khawatir PAN Tak Raih 20 Persen Suara)
Sekretaris Jenderal PDIP Tjahjo Kumolo mengatakan Hatta datang ke Teuku Umar bukan bertemu Megawati. “Bertemu saya,” katanya. “Hanya ngobrol-ngobrol.”
Hatta hanya satu dari sejumlah politikus yang telah mengirim lobi ke partai banteng. Dia juga masuk daftar calon pendamping Jokowi. (Baca: Dilirik Jadi Cawapres, Hatta Radjasa Masih Targetkan RI-1). Nama lainnya muncur dari berbagai kalagan misalnya politikus, pengusaha, mantan birokrat, dan perwira tinggi militer. Di antaranya mantan wakil presiden Jusuf Kalla, Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Akbar Tandjung, dan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo.