TEMPO.CO , Jakarta: - Anggota Komisi Pemilihan Umum Hadar Nafis Gumay mengatakan Pemilihan Kepala Daerah di Lampung akan dibarengkan dengan Pemilihan legislator. Musababnya, Pemerintah Provinsi Lampung mengalami kesulitan pendanaan dalam menyelenggarakan Pilkada pada 2013. Padahal, kata Hadar, KPU dan Kementerian Dalam Negeri sudah membuat desain agar Pilkada tak bersamaan dengan Pemilu.
"Akan ada lima kotak suara saat Pemilu di Lampung," kata Hadar Nafis saat ditemui di kantornya pada Kamis, 20 Februari 2014 lalu. Rinciannya, satu kotak untuk memilih calon Gubernur Lampung. Sisanya untuk memilih anggota DPRD Kabupaten-Kota, Provinsi, DPD dan DPR RI.
Dalam Pilgub Lampung besok, pesertanya adalah calon direkomendasikan partai yang duduk di DPRD pada 2009. Maka, sebelum pemilu 2014 rampung, maksimal bersamaan, Pilgub harus sudah diselenggarakan. "Aneh kan kalau Pilgubnya setelah pemilu 2014 tapi atas pilihan partai-partai di parlemen 2009. Pasti peta politiknya berbeda," kata dia.
Kerumitan itu, kata dia, terletak juga pada pelaksanaan kampanye. Di saat yang bersamaan akan ada beberapa kampanye, yakni untuk kebutuhan Pemilu Legislatif dan DPD serta untuk Pilgub. "Ini akan membuat situasi menjadi rumit." Ia pun berhapar agar saat kampanye itu tidak ada masalah.
Ia juga sudah membayangkan rumitnya kondisi politik jika nantinya pemenang pemilu DPRD 2014 berbeda dengan komposisi di 2009. "Ini di luar prediksi kami." Karena penyelenggaranya sama, kata dia, maka satu kotak akan dibiayai oleh dana APBD. Sedangkan 4 kotak sisa lainnya dananya berasal dari APBN. Dengan begitu, otomatis beban kerja petugas lapangan akan bertambah. "Honornya juga," kata dia.
MUHAMMAD MUHYIDDIN