Relawan Capres-Cawapres Prabowo-Hatta mengibarkan sejumlah bendera partai saat menggelar aksi dukungan jelang sidang perdana gugatan Pilpres di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, 6 Agustus 2014. TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Rabu, 6 Agustus lalu, pengunjuk rasa memadati Jalan Medan Merdeka Barat sejak pukul 09.00 WIB. Mereka datang menggunakan pelbagai kendaraan, seperti Metro Mini, bus, mikrolet, dan sepeda motor. Sebagian besar dari mereka mengenakan seragam relawan pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajassa, yang menggugat kemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Saat sidang pertama sengketa pemilihan presiden berlangsung, nama para peserta aksi didata lengkap dengan identitas kelompok dalam lembaran berwarna putih. Lalu, mereka menekennya di kolom nama. Menurut seorang pemimpin massa, pencatatan ini untuk memudahkan klaim biaya operasional yang akan diajukan ke tim sukses. (Baca: Massa Bertambah, Kekuatan Polisi Jaga MK Tetap)
Rombongan dalam mikrolet memperoleh uang operasional sebesar Rp 250 ribu-Rp 300 ribu. Kelompok minibus mendapat Rp 500 ribu-Rp 700 ribu. Sedangkan pengendara sepeda motor diberi jatah setara dengan 4 liter bensin atau Rp 26 ribu. Demonstran juga mendapat pasokan makan siang berupa nasi yang dikemas dalam kotak kardus.
Tagihan itu disodorkan kepada Kivlan dalam rapat evaluasi di Rumah Polonia, pos komando Prabowo-Hatta, di kawasan Cipinang, Jakarta Timur. "Bentuk tanggung jawab terhadap massa, tapi tak ada uang saku," kaya Kivlan. Namun dia merahasiakan jumlah uang yang digelontorkan.
Berita lebih lengkap, baca majalah Tempo yang terbit hari ini, Senin, 11 Agustus 2014.