Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie. ANTARA FOTO/Andika Wahyu
TEMPO.CO,Jakarta - Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddique mengaku lega karena pemilu presiden dan wakil presiden 2014 jatuh pada saat Ramadan.
"Masyarakat lebih sabar dalam menghadapi kampanye hitam yang ditujukan pada jagoan mereka masing-masing," kata Jimly kepada Tempo selepas menghadiri acara silaturahmi di kediaman Megawati, Senin, 28 Juli 2014. (Baca juga: Jokowi Belum Berencana Silaturahmi dengan Prabowo)
Jimly mengatakan berkah lain Ramadan yakni baik kubu tim pemenangan Prabowo-Hatta maupun Jokowi-Kalla tak mudah emosi menghadapi persoalan dalam pemilihan presiden. Kalaupun ada sengketa, kata Jimly, keduanya akan saling mengingatkan untuk bersabar. Hal ini terbukti dalam rapat pleno terbuka penetapan hasil rekapitulasi suara nasional di gedung Komisi Pemilihan Umum pada 22 Juli 2014. (Baca: Sesumbar Tim Prabowo Vs. Fakta Gugatan ke MK)
Menurut dia, timnya akan lebih sulit mengontrol kritik dan tuntutan kedua kubu jika pemilihan umum tak jatuh pada saat Ramadan. "Masyarakat yang terpecah saat pilpres pun dapat disatukan kembali saat hari raya Idul Fitri," kata Jimly.
Jimly menambahkan, Idul Fitri juga dimanfaatkan sebagai ajang menyambung silaturahmi dan saling memaafkan di antara para elite politik yang "berperang" dalam pemilu lalu. Karena itu, Jimly berharap permasalahan pemilu yang masih tersisa dapat berlalu dengan tenang dan damai. (Baca: Jokowi Menang, Hatta Pilih 'Cooling Down' )
"Saya tahu masih ada yang harus diselesaikan terkait dugaan kecurangan pilpres, tapi saya yakin, terlepas dari itu, kedua kubu bisa saling memaafkan, melupakan, dan mendukung satu sama lain demi masa depan bangsa," kata Jimly. (Baca juga: Awas, 7 Situs Berita Indonesia Dipalsukan)
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.