Curhat Caleg PAN Pelengkap Kuota 30 Persen

Reporter

Sabtu, 12 April 2014 12:01 WIB

Ketua Panwaslu Kota Tegal, Toto Pranoto menunjukkan bukti politik uang berupa amplop berisi uang dan gambar caleg di Kantor Panwaslu Tegal, Jateng, Selasa (8/4). ANTARA/Oky Lukmansyah

TEMPO.CO, Tegal - Sebelum namanya tercantum dalam daftar calon tetap anggota DPR yang diusung Partai Amanat Nasional, Fitriana Bawazier sudah mahfum jika perempuan hanya sebagai pelengkap derita partai politik untuk memenuhi syarat keterwakilan perempuan 30 persen dalam pengajuan calon legislatif Pemilu 2014.

Tak ayal jika perempuan 39 tahun itu teguh pada prinsipnya untuk tidak menyumbang sepeser pun uang ke partai berlambang matahari. General Manager di PT Danur Arta Magana itu juga tidak setuju kalau harus menyisihkan sebagian gajinya untuk partai jika nantinya ia lolos sebagai wakil rakyat di Senayan. (Baca:Tak Kenal Caleg, Napi Tegal Pilih Golput)

"Karena tujuan saya bukan mencari jabatan. Misi dan program saya jelas, membela perempuan lewat produk hukum," kata sarjana hukum dari Universitas Panca Sakti Tegal itu kepada Tempo, Jumat, 11 April 2014. Namun, sikap tidak kompromi warga Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal, itu berbuah pahit.

Ia tidak bisa berbuat banyak ketika partai menempatkannya sebagai calon anggota DPR di daerah pemilihan Jawa Tengah 10 (Kabupaten Pemalang, Batang, Pekalongan, dan Kota Pekalongan) dengan nomor urut buncit. Penempatan di daerah pemilihan Jateng 10 itu jelas merugikan Fitriana yang juga sebagai penyiar radio di Kota Tegal sejak 1994 sampai sekarang.

Sebab, di Kota dan Kabupaten Tegal (masuk daerah pemilihan Jawa Tengah 9), Fitriana memiliki banyak penggemar setia yang tak segan mencoblos namanya tanpa iming-iming uang. Namun, Fitriana tidak patah arang. Ia rela menempuh perjalanan berpuluh-puluh kilometer ke daerah pemilihannya dengan sepeda motor untuk menggalang dukungan dengan cara blusukan. (Baca: Spanduk Politik Uang Bertebaran di Kota Tegal)

Pengalaman pahit Fitriana tidak berhenti sampai di situ. Janji akan adanya bantuan dari partai untuk biaya kampanye sampai hari ini belum juga turun. Walhasil, Fitriana terpaksa menunda cita-citanya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang strata dua. Sebab, seluruh tabungannya telah habis terkuras untuk biaya mencetak spanduk, poster, stiker, spesimen, dan lain-lain.

"Memang tidak sampai seratus juta. Saya sama sekali tidak menggunakan politik uang," kata Fitriana. Pelaksanaan pemilu legislatif sudah dua hari berlalu. Namun, Fitriana mengaku tidak tertarik untuk memantau berapa perolehan suaranya. "Tunggu besok saja kalau penghitungan suara dari KPU (Komisi Pemilihan Umum) sudah selesai," ujarnya.

Fitriana juga tidak berambisi untuk mengetahui perolehan suaranya. "Realistis saja," katanya. Sebab, saingannya banyak dari kalangan inkumben dan tokoh-tokoh kondang di daerah asalnya. Tidak pernah berkecimpung di partai politik juga membuat Fitria kaget bukan kepalang saat mendengar alasan sebagian saingannya tampak passif selama masa kampanye.

"Saya sempat berkonsultasi dengan calon lain. Ternyata dia sudah menyiapkan dana yang begitu besar untuk bergerak di hari-hari terakhir jelang pencoblosan," ujar Fitriana. Kini, satu-satunya harapan Fitriana hanya tinggal menunggu janji akan adanya reward dari partai sebagai pengganti jerih payahnya dalam menggalang suara.

Bukan tidak mungkin janji itu akan diingkari lagi. Sebab, perjanjian itu hanya disampaikan secara lisan oleh salah seorang pengurus partai. Saat Fitriana berupaya menanyakan kepastian reward itu kepada para pengurus partai, ia hanya dipingpong kesana kemari. "Saya juga sudah menanyakan ke ke partai pusat via surel (surat elektronik), tapi juga belum ditanggapi," ucapnya.

Menurut Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional, Teguh Juwarno, tidak ada kebijakan dari DPP PAN untuk memberi reward sebagai uang lelah bagi para calon legislator, baik yang lolos ataupun yang kandas, setelah berjibaku dalam pemilu legislatif 2014. (Baca:Caleg Kalah, Simpatisan Stres dan Coba Bunuh Diri)

"Kalau di tingkat lokal memang ada kesepakatan antar caleg daerah yang diatur oleh daerah masing-masing, terutama di kabupaten dan kota, tapi tidak menyeluruh," kata Teguh menjawab Tempo.


DINDA LEO LISTY

Berita terkait

Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?

19 Februari 2024

Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?

Pelaksanaan pemilu dalam era reformasi telah dilakukan enam kali, yaitu Pemilu 1999, Pemilu 2004, Pemilu 2009, Pemilu 2014, Pemilu 2019 dan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Selama 3 Periode Pemilu, 3 Partai Politik Ini Peringkat Atas Pemilihan Legislatif

18 Februari 2024

Selama 3 Periode Pemilu, 3 Partai Politik Ini Peringkat Atas Pemilihan Legislatif

Sejak Pemilu 2014 sampai Pemilu 2024, terdapat tiga besar partai politik yang selalu memuncaki pemilihan legislatif (Pileg). Apa saja?

Baca Selengkapnya

Politik Makan Siang Jokowi Bersama Capres, SBY Pernah Buka Puasa Bersama Capres-Cawapres Pemilu 2014

1 November 2023

Politik Makan Siang Jokowi Bersama Capres, SBY Pernah Buka Puasa Bersama Capres-Cawapres Pemilu 2014

Jokowi mengundang makan siang 3 capres. Langkah yang sebelumnya pernah dilakukan SBY pada 2014, mengundang buka puasa bersama capres-cawapres.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi se Jatim Dukung Prabowo Dinilai Hanya Manuver Murahan

7 Agustus 2023

Relawan Jokowi se Jatim Dukung Prabowo Dinilai Hanya Manuver Murahan

Relawan Jokowi yang mendukung Prabowo di Jatim dianggap tak memiliki jejak rekam mendukung Jokowi di Pemilu 2019.

Baca Selengkapnya

PPP Menilai Andika Perkasa Penuhi Kualifikasi Jadi Ketua Tim Pemenangan Ganjar Pranowo

27 Juni 2023

PPP Menilai Andika Perkasa Penuhi Kualifikasi Jadi Ketua Tim Pemenangan Ganjar Pranowo

Ketua DPP PPP Ahmad Baidowi alias Awiek menilai kualifikasi diri mantan Panglima TNI Andika Perkasa cocok sebagai ketua pemenangan Ganjar Pranowo

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Perjanjian Batu Tulis Megawati dan Prabowo, Begini 7 Poin Janji Belum Ditepati Itu

24 April 2023

Kilas Balik Perjanjian Batu Tulis Megawati dan Prabowo, Begini 7 Poin Janji Belum Ditepati Itu

Megawati punya janji terhadap Prabowo sejak 2009, perjanjian Batu Tulis namanya. Begini isi 7 poin perjanjian tersebut.

Baca Selengkapnya

4 Petinggi NasDem Bakal Dampingi Surya Paloh dalam Pertemuan dengan Prabowo di Hambalang

5 Maret 2023

4 Petinggi NasDem Bakal Dampingi Surya Paloh dalam Pertemuan dengan Prabowo di Hambalang

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh pagi ini akan bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Kabupaten Bogor

Baca Selengkapnya

Menjelang 7 Tahun, Pakar Sebut Jokowi Dibayangi Janji-janji Politik

18 Oktober 2021

Menjelang 7 Tahun, Pakar Sebut Jokowi Dibayangi Janji-janji Politik

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan ada kompleksitas luar biasa yang dihadapi Presiden Jokowi di periode kedua ini.

Baca Selengkapnya

Beda Dana Kampanye Jokowi dengan Prabowo di Pemilu 2014 dan 2019

3 Mei 2019

Beda Dana Kampanye Jokowi dengan Prabowo di Pemilu 2014 dan 2019

Dari data laporan ke KPU, dana kampanye yang digunakan Jokowi - Ma'ruf tercatat lebih banyak 2,8 kali lipat dibandingkan Prabowo - Sandiaga.

Baca Selengkapnya

Rumah Sakit Jiwa Grogol Siap Tampung Caleg Tak Siap Gagal

13 April 2019

Rumah Sakit Jiwa Grogol Siap Tampung Caleg Tak Siap Gagal

Kesiapan merujuk kepada pengalaman sebagian caleg saat pemilu 2014 lalu

Baca Selengkapnya