Megawati: Masuk Istana Itu Mudah

Reporter

Editor

Harun Mahbub

Sabtu, 5 April 2014 16:22 WIB

Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putrisaat menyampaikan orasi politiknya di kampaye perdana PDI Perjuangan di Lapangan Thor Gelora Pancasila, Surabaya, (17/3). TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Klaten - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengatakan kemenangan partainya dalam pemilihan umum sudah ada di depan mata. Dia meminta semua kader bergotong royong untuk mengawal pemilu.

"Bagi saya, masuk Istana (Kepresidenan) itu mudah. Bahkan saya lahir di dalam Istana," kata Megawati saat berkampanye di Klaten, Jawa Tengah, Sabtu, 5 April 2014. Setelah Sukarno turun dari kekuasaan, Megawati baru bisa kembali masuk ke Istana saat menjabat Presiden Republik Indonesia kelima.

Megawati menyatakan sebenarnya dia memiliki peluang yang sangat besar untuk bisa kembali menjadi presiden pada 2004 dan 2009. "Tapi saya dicurangi," katanya. Dia berharap para kader bisa mengawal pemilihan umum kali ini sehingga kemungkinan adanya kecurangan bisa diminimalisasi.

Meski demikian, Megawati menegaskan bahwa kemenangan partai dengan berhasil mengantarkan kadernya masuk Istana bukanlah tujuan akhir perjuangan. "Perjuangan untuk mengemban amanat rakyat baru dimulai," katanya. (Baca : Prabowo: Sebetulnya Saya Hormat pada Bu Mega)

Megawati yakin bahwa calon presiden yang diusung Partai Banteng, Joko Widodo, mampu untuk mengemban amanat dari rakyat. Menurut dia, Jokowi merupakan kader terbaik PDI Perjuangan sehingga mampu memperoleh kepercayaan dari partai untuk menjadi calon presiden. "Sekarang yang penting PDIP harus mampu meraih lebih dari 20 persen suara dalam pemilu legislatif," katanya. (Baca : Pemilih Jokowi Belum Tentu Coblos PDIP)

AHMAD RAFIQ

Terpopuler
Rano Karno Akui Terima Uang dari Atut
Jokowi Berusaha Dekati Kubu Pro-Megawati
Kereta Api Malabar Terguling ke Jurang




Berita terkait

Angka Keramat Nawacita

28 April 2015

Angka Keramat Nawacita

Pemilihan Presiden Juli 2014 lalu menjadi etos baru bagi rakyat untuk menentukan calon pemimpinnya. Bagi saya dan sebagian pemilih Jokowi, yang untuk pertama kalinya memilih dalam pemilihan, karena sebelumnya golongan putih, ada motif yang menggerakkan kami. Salah satu motif itu adalah janji kampanye Jokowi yang bertitel Nawacita.

Baca Selengkapnya

Pemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya  

17 Desember 2014

Pemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya  

Kemitraan menemukan suap dalam pemungutan suara.

Baca Selengkapnya

Obor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi

5 Agustus 2014

Obor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi

Keterangan Jokowi diperlukan agar kasus pengaduan tabloid Obor Rakyat dapat diproses lebih lanjut

Baca Selengkapnya

Ahok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal

9 Juli 2014

Ahok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal

Dengan memilih, Ahok berujar, kemungkinan warga merasakan penyesalan jauh lebih kecil ketimbang mengabaikan haknya.

Baca Selengkapnya

Ribuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi  

8 Juli 2014

Ribuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi  

Setiap kelurahan terdapat sekitar 100 DPT ganda.

Baca Selengkapnya

Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat  

6 Juli 2014

Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat  

Secara keseluruhan, Jokowi-Kalla dipercakapkan hingga 64.297 kali, jauh mengungguli Prabowo-Hatta.

Baca Selengkapnya

Hatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura  

5 Juli 2014

Hatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura  

Hatta hanya tersenyum pahit dan enggan melanjutkan pertanyaan.

Baca Selengkapnya

Pendukung Jokowi Bagikan Obor Rahmatan Lil Alamin  

5 Juli 2014

Pendukung Jokowi Bagikan Obor Rahmatan Lil Alamin  

Selain tabloid, mereka juga membagikan jadwal puasa Ramadan dan pin bergambar Jokowi-JK.

Baca Selengkapnya

Tabloid Sapujagat Serang Jokowi Lewat Isu Komunis  

5 Juli 2014

Tabloid Sapujagat Serang Jokowi Lewat Isu Komunis  

Sapujagat sebenarnya bukan media baru. Tabloid 16 halaman yang berkantor di Jalan Makam Peneleh Nomor 39, Surabaya, itu sudah muncul sejak awal 2000.

Baca Selengkapnya

Kampanye Hitam Juga Serang Kampung Deret

5 Juli 2014

Kampanye Hitam Juga Serang Kampung Deret

Dukungan warga terbelah diantara dua calon presiden di sejumlah sudut Jakarta.

Baca Selengkapnya