SBY: Silakan BPK Audit Anggaran yang Saya Gunakan  

Reporter

Selasa, 1 April 2014 11:33 WIB

Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ani Yudhoyono melemparkan bola saat menjadi juru kampanye terbuka di Lapang Tegalega, Bandung, Jawa Barat (30/3). Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan tujuh kabar di depan sekitar para kader, simpatisan dan warga, yaitu soal Pembangunan jalan wilayah selatan Jawa Barat, Pembangunan rel ganda kereta api, Waduk Jatigede, Bandara Kertajati, Universitas Siliwangi Tasikmalaya dan Politeknik Subang, 86,4 juta orang sudah bisa mendapatkan jaminan kesehatan, dan Undang-undang Desa. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk mengaudit penggunaan anggaran negara oleh dirinya. Menurut SBY, audit penting dilakukan untuk mengetahui mana dana yang digunakan dirinya untuk menjalankan tugas negara dan mana dana yang digunakan untuk kepentingan pribadi atau partai.

"Mana yang menjadi tugas dan kewajiban negara, dan mana yang bukan," kata SBY saat membuka rapat kabinet paripurna, di kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 1 April 2014.

Menurut SBY, segala kepentingannya yang berada di luar tugas dan kewajiban sebagai presiden tak menggunakan anggaran negara. (Baca: SBY Bantah Gunakan Fasilitas Negara untuk Kampanye)

SBY mengatakan sudah berbicara langsung dengan pimpinan BPK agar audit resmi terhadap dana yang digunakannya segera dilakukan. "Supaya masyarakat mengetahui bahwa tidak ada penyimpangan apa pun dalam penggunaan anggaran negara," ujar SBY.

SBY juga meminta Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi agar mendorong dilakukannya audit penggunaan anggaran negara oleh seluruh pejabat negara hingga tingkat bupati dan wali kota. "Pastikan semua mendapat audit: para menteri, gubernur, bupati, wali kota, termasuk pejabat negara lain," ucap SBY. (Baca juga: Demokrat Sukses Jual SBY, Golkar Usung Soeharto)

Menurut SBY, pemerintah ingin ada transparansi dan akuntabilitas ihwal penggunaan anggaran negara berkaitan dengan berlangsungnya penyelenggaraan pemilihan umum. "Saya telah memberi contoh untuk diaudit sehingga yang lain juga perlu dilakukan audit," katanya. "Intinya, yang tidak dibenarkan dan tidak boleh oleh undang-undang dan aturan, jangan dilanggar." (Baca juga: 3 Insiden Ini Bikin Heboh Saat SBY Berkampanye)

PRIHANDOKO




Berita lain:
MH370 Terkuak Jika Kotak Hitam Tersambung Satelit
The Raid Dilarang Tayang di Malaysia
Ditemukan Obyek Oranye, Paling Mengerucut ke MH370




Berita terkait

Angka Keramat Nawacita

28 April 2015

Angka Keramat Nawacita

Pemilihan Presiden Juli 2014 lalu menjadi etos baru bagi rakyat untuk menentukan calon pemimpinnya. Bagi saya dan sebagian pemilih Jokowi, yang untuk pertama kalinya memilih dalam pemilihan, karena sebelumnya golongan putih, ada motif yang menggerakkan kami. Salah satu motif itu adalah janji kampanye Jokowi yang bertitel Nawacita.

Baca Selengkapnya

Pemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya  

17 Desember 2014

Pemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya  

Kemitraan menemukan suap dalam pemungutan suara.

Baca Selengkapnya

Obor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi

5 Agustus 2014

Obor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi

Keterangan Jokowi diperlukan agar kasus pengaduan tabloid Obor Rakyat dapat diproses lebih lanjut

Baca Selengkapnya

Ahok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal

9 Juli 2014

Ahok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal

Dengan memilih, Ahok berujar, kemungkinan warga merasakan penyesalan jauh lebih kecil ketimbang mengabaikan haknya.

Baca Selengkapnya

Ribuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi  

8 Juli 2014

Ribuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi  

Setiap kelurahan terdapat sekitar 100 DPT ganda.

Baca Selengkapnya

Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat  

6 Juli 2014

Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat  

Secara keseluruhan, Jokowi-Kalla dipercakapkan hingga 64.297 kali, jauh mengungguli Prabowo-Hatta.

Baca Selengkapnya

Hatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura  

5 Juli 2014

Hatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura  

Hatta hanya tersenyum pahit dan enggan melanjutkan pertanyaan.

Baca Selengkapnya

Pendukung Jokowi Bagikan Obor Rahmatan Lil Alamin  

5 Juli 2014

Pendukung Jokowi Bagikan Obor Rahmatan Lil Alamin  

Selain tabloid, mereka juga membagikan jadwal puasa Ramadan dan pin bergambar Jokowi-JK.

Baca Selengkapnya

Tabloid Sapujagat Serang Jokowi Lewat Isu Komunis  

5 Juli 2014

Tabloid Sapujagat Serang Jokowi Lewat Isu Komunis  

Sapujagat sebenarnya bukan media baru. Tabloid 16 halaman yang berkantor di Jalan Makam Peneleh Nomor 39, Surabaya, itu sudah muncul sejak awal 2000.

Baca Selengkapnya

Kampanye Hitam Juga Serang Kampung Deret

5 Juli 2014

Kampanye Hitam Juga Serang Kampung Deret

Dukungan warga terbelah diantara dua calon presiden di sejumlah sudut Jakarta.

Baca Selengkapnya